Rabu, 13 Februari 2019

Hari Kelahiran Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari






14 FEBRUARI ADALAH TANGGAL LAHIR HADRATUSY SYAIKH KH MUHAMMAD HASYIM ASY'ARI

14 Februari 1871 M, adalah hari lahir pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari.

Mari kirim al-fatikhah utk beliau, .
Ila ruhi Simbah KH HASYIM ASY'ARI wa zawjatihi wa dzurriyahitihi wa furu’ihi wa silsilatihi wa muridihi wa muhibbihi ya Allah... wa muhibbihi ya Allah ... wa muhibbihi ya Allah... syaiun lillahi lana wa lahum Al Fatihah...

Ingatkah Anda? Hari Lahir “Sang Kiai” Tertutup Euforia Valentine?

Tanggal 14 Februari adalah hari yg pada umumnya muda-mudi di seluruh dunia, khususnya negara2 barat, memperingati Valentine Day, hari kasih sayang. Valentine Day adalah hari untuk memperingati kematian J. Valentine, seorang pastur yg mati dibunuh karena tidak bisa berpisah dgn kekasihnya setelah melakukan hubungan terlarang. Naudzubillah.

Kalau kita membaca sejarah Islam di Indonesia, 14 Februari juga adalah hari yg bersejarah bagi rakyat Indonesia, khususnya kalangan kaum pesantren dan pengikut jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU). Kenapa demikian? Karena tercatat dalam sejarah, tokoh sentral pendiri NU sekaligus pendiri Pesantren Tebuireng Jombang, Hadratusyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal itu, Selasa Kliwon, 24 Dzul Qo’dah 1287 H, bertepatan dgn tanggal 14 Februari 1871 M. (Profil Pesantren Tebuireng, Pustaka Tebuireng: Jombang, 2011, cetakan pertama, hal. 38)

Tidak diraguan lagi, peranan Beliau sangat penting sekali bagi perkembangan agama Islam di Indonesia. Beliau mendirikan Pesantren Tebuireng pada tahun 1899 M. dimana hampir sebagian besar pondok Pesantren di Jawa dan Sumatera lahir dari rahim Pesantren Tebuireng dan kyai2nya yg pernah nyantri kepada Mbah Hasyim.

Selain itu, Hadratusyaikh juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau mengajak para santrinya untuk berjuang melawan penjajah. Menurut Beliau, berjuang melawan penjajah hukumnya fardlu ‘ain, wajib bagi setiap orang muslim Indonesia.

Pada tanggal 22 Oktober 1945 M, beliau mengeluarkan fatwa jihad yang isinya.

“Hukum membela negara dan melawan penjajah adalah fardlu ‘ain bagi setiap mukallaf yang berada dalam radius 88 KM. Perang melawan penjajah adalah jihad fi sabilillah. Oleh karena itu orang Islam yang mati dalam peperangan itu adalah syahid…” (dikutip dari film Sang Kiai).

Fatwa jihad ini kemudian dikenal dgn istilah Resolusi Jihad. Perjuangan Hadratusyaikh dalam membela tanah air tercermin dalam film SANG KIAI, sebuah film perjuangan yang diproduksi oleh Rapi Films pada tahun 2013.

Oleh sebab itu, sebagai muslim Indonesia khususnya Nahdliyin, tidak perlu ikut2an untuk merayakan hari valentine. Karena disamping tidak ada manfaatnya untuk rakyat Indonesia, dikhawatirkan juga akan mengurangi nilai keimanan seorang muslim. Justru sebaliknya kita seharusnya memperingati 14 Februari sebagai hari ulang tahun Hadratusyaikh, dgn cara2 yg bermanfaat.

www.tebuireng.online

#NahdlatulUlama
#GMNUCyberTeam




Jumat, 08 Februari 2019

Ke-NU-an


Ke - NU - an




“Logo Nahdlatul Ulama”

I.      Latar Belakang Berdirinya Nadlatul ‘Ulama
             Jam’iyah Nahdlatul Ulama berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H., bertepatan dengan 31 Januari 1926 M. di Surabaya.Pendirinya adalah KH. Wahab Hasbullah, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Bisri Jombang, KH. Ridwan Semarang dll.
             Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama, tidak bisa dilepaskan dari keadaan Umat Islam Indonesia saat itu, hal ini dapat dilihat dari dua sisi.Pertama, Umat Islam Indonesia pada saat itu sedang berada dalam cengkraman kaum penjaja Belanda, sehingga ketentraman umat Islam dalam menjalankan ibadah banyak terganggu, sebab hak-hak mereka dirampas oleh kaum penjajah. Kedua,munculnya gerakan pembaruan Islam yang berfaham wahabi, dengan menentang tradisi umat Islam yang sudah sejak lama ada di Indonesia, sebagai warisan dari para wali. Mereka beranggapan bahwa keislaman masayarakat Nusantara waktu itu belum sempurna, karen penuh dengan praktek-praktek tahayul, bid’ah dan khurafat. Tuduhan syirik pun tak jarang dialamatkan pada umat islam Indonesia yang berpegang pada tradisi. Bukan hanya itu, mereka juga telah membentuk kekuatan melalui pendirian organisasi-organisasi yang berfaham Wahabi.
             Selain kedua faktor yang terjadi di Indonesia tadi, ada juga faktor internasional, yaitu; kebijakan Raja Abdul Aziz bin Suud (Saudi Arabia) yang mematenkan satu faham keagamaan saja, yaitu wahabi, dengan melakukan pelarangan bermadzab, larangan berziarah ke makam Syuhada’ dan makam Rosulullah (Bahkan mereka bermaksud menghancurkan kubah hijau makan Rosulullah SAW di Madinah), berdoa, bertawasul dilarang keras, tidak boleh membc sholawat Dalailul Khoirot sebab kesemuanya dipandang sirik dan bid’ah. Parahnya lagi, Raja ini bermaksud mengadakan Muktamar Khilafah untuk mengukuhkan dirinya, menggantikan daulah Usmaniyah, sebagai pusat kekuasaan Islam.Umat Islam dari seluruh dunia diundang, termasuk juga Indonesia.
             Delegasi Indonesia diwakili oleh tokoh Syarikat Islam, Muhammadiyah dan dari kalangan Pesantren.Namun dari kalangan Pesantren, ditolak, sebab tidak mewakili organisasi. Padahal kalangan Pesantren sangat berkepentingan dalam muktamar itu, mereka akan mengusulkan kepada raja Suud, agar memberikan kebebasan dalam bermadzhab. Olah karena itu, KH. Wahab Hasbullah, mengumpulkan tokoh-tokoh Pesantren se-Jawa dan Madura, yang menghasilkan keputusan untuk membentuk komite Hijaz sebagai utusan resmi dari kalangan Pesantren.
             KH.Hasyim Asyari menyarankan agar Komite Hijaz ini tidak hanya untuk sekedar urusan Muktamar saja, tetapi dikembangkan menjadi organisasi permanen untuk memperjuangkan dan melestarikan ajaran Islam Ahlus-sunnah wal-jama’ah. Akhirnya usulan tersebut dispakati oleh para ulama yang hadir dalam pertemuan tersebut dengan suara bulat, dan dibentuklah Jam’iyah Nahdlatul Ulama, pada tanggal 16 Rajab 1344 H. atau 31 Januari 1926 M.
             Dengan demikian, Organisasi NU ini, berdiri untuk mempertahankan ajaran Islam Ahlus-sunnah wal-jama’ah yang mengakui dan mengikuti madzhab, juga sebagai bentuk perlawanan terhadap kaum kolonial Belanda dalam perjuangan kemerdekaan.
             Selain itu, berdirinya NU merupakan ujung dari perjalanan dan perkembangan gagasan yang muncul di kalangan para kyai. Seab, sebelum lahir Nahdlatul Ulama, terlebih dahulu muncul organisasi para pedagang yang bernama Nahdlatut Tujjar (tahun 1918), kelompok diskusi Tashwirul Afkar (1922) dan gerakan pendidikan Nahdlatul Wathan.

II. Bentuk dan Sistem Organisasi Nahdlotul Ulama
A. Tujuan Nahdlatul Ulama
             Dalam pasal 5 Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama dikatakan bahwa : “ Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah dan menurut salah satu dari madzhab empat untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahata dan kesejahteraan umat”.
             Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Nahdlatul Ulama melaksanakan ikhtiar-ikhtiar sebagai berikut :
a.     Dibidang Agama, dengan mengupayakan terlaksananya ajaran ahlus-sunah wal-jamaah dan menurut madzhab empat, dengan melaksanakan dakwah islamiyah dan amar ma’ruf nahi munkar.
b.     Dibidang Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. Mengupayakan terwujudnya pendidikan, pengajaran dan pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat.
c.     Dibidang Sosial. Mengupayakan kesejahteraan lahir-batin rakyat Indonesia.
d.     Dibidang Ekonomi. Mengusahakan pembangunan ekonomi untuk pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati pemangunan, dengan penguatan ekonomi kerakyatan..
e.     Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyak guna terwujudnya khaira umma.
B. Struktur keorganisasian Nahdlatul ‘Ulama
Struktur organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari :
a.    Pengurus Besar, Berkedudukan di ibukota Negara
b.    Pengurus Wilayah, berkdudukan di ibukota propinsi
c.    Pengurus Cabang, berkdudukan di ibukota kabupaten/kota
d.    Pengurus cabang istimewa, berkedudukan di luar negeri
e.    Pengurus Majlis Wakil cabang, berkedudukan di ibukota kecamatan
f.     Pengurus Ranting, berkedudukan di ibukota kelurahan
Adapun, kepengurusan Nahdlatul ulama terdiri dari :
1.    Mustasyar; penasehat yang terdapat di tiap tingkat kepengurusan (kecuali tingkat ranting)
2.    Syuriyah; adalah pimpinan tertinggi nahdlatul Ulama
3.    Tanfidziah; adalah pelaksana kebijakan organisasi
C. Perangkat Organisasi Nahdlatul Ulama’
Perangkat organisasi Nahdlatul ‘Ulama terdiri atas:
1. Lembaga
             Adalah perangkat departemen organisasi Nahdlotul Ulama’ yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlotul Ulama’, khususnya yang berkaitan dengan bidang tertentu. Lembaga-lembaga tersebut adalah :
a.       Lembaga Dakwah Nahdlotul Ulama’(LDNU) bertuigas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ dibidang penyiaran agama islam Ahlussunah Wal Jama’ah.
b.       Lembaga pendidikan Ma’arif Nahdlotul Ulama’ (LP. MA”ARIF. NU) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ dibidang pendidikan dan pengajaran, baik formal maupun non formal selain pondok pesantren.
c.       Lembaga Sosial Mabarot Nahdlotul Ulama’ (LS MABAROT NU) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang sosial dan kesehatan.
d.       Lembaga Perekonomian Nahdlotul Ulama’ (LP. NU) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang pengembangan ekonomi warga Nahdlotul Ulama’.
e.       Robithoh Ma’had (RMI) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang pengembangan pondok pesantren.
f.        Lembaga Kemasyarakatan Keluarga Nahdlotul Ulama’ (LKKNU) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang kemaslahatan keluarga, kependidikan dan lingkungan hidup.
g.       Lembaga Tamir Masjid Indonesia (LTMI) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang pengembangan dan kemakmuran masjid.
h.       Lembaga kajian dan pengembangan sumber daya manusia (LAKPESDAM) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ dalam bidang kajian dan pengembangan sumber daya manusia.
i.         Lembaga Seni Budaya Nahdlotul Ulama’ (LESBUMI NU) bertugas melajsanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang seni dan budaya.
j.        Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlotul Ulama’ (LPBH NU) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang Penyuluhan dan bantuan hokum.
k.       Jamiatul Quro’wal hiuffad bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang pengembangan seni baca dan metode pengajaran dan hafalan Al Qur’an.
2. Lajnah
                   Adalah perangkat organisasi Nahdlotul Ulama’ untuk melaksanakan program Nahdlotul Ulama’ yang memerlukan penanganan khusus.
a.       Lajnah Falaqiyah bertugas mengurus masalah hisab dan ru’yah.
b.       Lajnah Ta’lif Wanafsir bertugas di bidang penerjemahan, penyusunan dan penyebaran kitab-kitab menurut faham Ahlussunah Wal Jama’ah.
c.        Lajnah Auqof bertugas menghimpun dan mengelola tanah serta bangunan yang diwakafkan kepada Nahdlotul Ulama’.
d.       Lajnah Waqof Infaq dan Shodaqoh bertugas menghimpun, mengelola dan mentasarufkan zakat, infaq, dan shodaqoh.
e.        Lajnah Bahtsul Masail Diniyah, bertugas menghimpun, membahas dan memecahkan masalah maudzuiyah dan waqiiyah yang harus segera mendapat kepastian hokum.
3. Badan Otonom
                   Adalah perangkat organisasi Nahdlotul Ulama’ yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlotul ULlama’, khususnya yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu yang beranggotakan perseorangan.
1.     Jam’iyah ahli thoriqoh mu’tabaroh annahdiyah, badan otonom yang menghimpun pengikut aliran thoriqoh yang Mukhtabar di lingkungan Nahdlotul Ulama’.
2.       Muslimat Nahdlotul Ulama’ (Mulimat NU) menghimpun anggota perenpuan Nahdlotul Ulama’.
3.       Fatayat Nahdlotul Ulama’ (Fatayat NU) menghimpun anggota perempuan muda Nahdlotul Ulama’.
4.       Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR) menghimpun anggota pemuda Nahdlotul Ulama’
5.       Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama’ (IPNU) menghimpun pelajar, santri, dan mahasiswa laki-laki.
6.       Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul Ulama’ (IPPNU) menghimpun pelajar, santri dan mahasiswa perempuan.
7.    Ikatan Sarjana Nahdlotul Ulama’ (ISNU) menghimpun para sarjana dan kaum intelektual di kalangan Nahdlotul Ulama’. 
8.    Pagar Nusa menghimpun para anggota Nahdlotul Ulama’dalam bidang bela diri pencak silat.



http://ipnuippnubumiayu.blogspot.com/2015/08/materi-makesta-ke-nu-an.html?m=1

Kamis, 07 Februari 2019

Kader NU


*MENAKAR MILITANSI KE-NU-AN*

Hanif Dakhiri (menaker RI) menyampaikan ada 4 macam kader NU dalam perspektif Nahwu :

*1. Kader Jazm*
Jazm, tanda asli i'robnya sukun, artinya mati. Kader jazm, hati dan pikiran nya mati. Tidak peduli NU atau tokoh-tokoh NU dibully, difitnah. Tidak peduli NU NU mau maju atau mundur. Dalam dirinya hanya ada merasa sebagai bagian dari warga NU.

Posisinya pun tergantung amil jazm. Bahkan pada beberapa kondisi, ia harus membuang salah satu (huruf) miliknya. Kehilangan bagian dirinya.

Kader jazm, ke-NU-annya 1 - 25 %. Setara emas 1 - 6 karat.

*2. Kader Jarr*
Jarr, atau khofad, tanda asli i'robnya adalah kasroh. Khofad, artinya rendah. Kasroh artinya pecah. Kader jarr, orientasinya adalah perpecahan dan kerendahan (mundur). Kadarnya sudah lebih baik dari jazm, namun masih melekat pragmatisme, individualisme, egoisme, rasisme, dll. Karena di dalamnya ada goir munsorif juga.

Kalau ada Kyai Tokoh NU berbeda pandangan, kader jarr malah suka hanyut ikut memanas-manasi konflik dan menjelekkan salah satu Kyai NU. Bahkan bersuka cita dengan khilafiyah tersebut dan menyebarkan gosip ke tetangga juga lebih respek kepada tetangga daripada kyai dan habaib NU sendiri. Padahal, seharunya akhlak santri adalah membela kyainya dari serangan tetangga, atau diam dan berdo'a agar di butakan dan ditulikan dari "aib gurunya", "kekurangan kyainya". Husnudzon dan ta'at pada kyai, apapun yg terjadi.

Kader nashob, kadar NU-nya 26-50%. Setara emas 7 - 12 karat.

*3. Kader Nashob*
Tanda asli i'rob nashob, adalah fathah. Nashob artinya datar, stagnan. Fathah artinya terbuka. Kader nashob, terbuka bagi siapapun dan apapun. Apa saja masuk sebagai manifestasi fathah (terbuka). Ia menerima A, B, C, D, dan lainnya. Tapi tidak satupun dari A, B, C, dan D atau lainnya yang menerima kader nashob secara terbuka. Karena mereka menyadari kader nashob ada maunya : objek (maf'ul bih), penguatan (m. mutlak), eksistensi (haal), numpang tempat (d makan), numpang waktu (d zaman), alasan (m. liajlih), numpang beken (m. ma'ah), dll..

Posisinya tergantung amil nashob, bahkan dalam beberapa kondisi, ia harus membuang nun rofa (identitas keluhuran).

Kader nashob, sudah lebih baik dari jazm, dan jarr. Kadar NU-nya 51 - 75 %, atau emas 13-18 karat. Namun, nashoblah yang paling banyak dalam i'rob. Dengannya, NU menjadi dinamis.

*4. Kader Rofa*
Tanda asli i'rob rofa adalah dlommah. Rofa artinya luhur, tinggi. Dlommah artinya berkumpul, solid.

Kader rofa' memiliki niat dan perilaku yang luhur, mulia, dan terhormat. Mereka adalah para pelopor (mubtada), pendamping pelopor (khobar), aktivis militan (fa'il), pengganti aktifis militan (na'ibul fa'il), dan para pengikut kader rofa' (tawabi).

Kader rofa' atau kader dlommah, adalah kader NU yang solid, bercita2 luhur, berprilaku luhur, kompak berjam'iyyah dan berjama'ah seperti dalam sholat. Berjajar rapi mengikuti instruksi imam. Imamnya ruku, ma'mum ruku, imam sujud, ma'mum sujud, dan sebagainya dalam satu harmoni, dalam satu tujuan : *mengharap ridho dan Allah, lillahi ta'ala*. Innaa solaati, wa nusuki, wa mahyaaya, wa maati, lillahi robbil 'alamin.. Hidup dan mati mereka hanya untuk Allah, berjumpa dengan Rabbnya di taman firdaus, a'la faroodisil jinaan..

Kader Rofa' ke NU-an nya sudah lebih bail dari jazm, jarr, dan nashob, atau kisaran 76 - 100 %. Jika dalam emas, setara 19 - 24 karat, emas murni yg bernilai sangat tinggi.

Demikian yang beliau sampaikan, mudah-mudah bermanfaat, menjadikan kita kader rofa' yg orientasinya adalah surga.

Kenapa surga?

Karena saat ini, hadiah surga telah direbut oleh extremis kanan, yg rela ngebom demi "bidadari".

Mari bung, rebut kembali identitas Aswaja An-Nahdliyah yg telah direbut tetangga : subuh mengaji, magrib mengaji, dan gaya2 dakwah yg sesuai zaman : kearifan lokal. Jangan jumud, karena kita punya kaidah :

المحافظة على القديم الصالح والاخذ بالجديد الاصلاح .

Jangan-jangan, substansi ini juga sudah mereka rebut?

Lihat lah, kini anak-anak muda kita sudah "hijrah" ke mereka.

Lihat juga Bos HP Nokia yg mengatakan :

"Saya tidak melakukan kesalahan, tapi saya tidak mengerti mengapa saya kalah (menghilang dari pasaran)"

Hari ini, Nokia dikalahkan Android, pasar bebas untuk para smartphone.

Ya, bisa jadi Nokia tidak melakukan kesalahan apapun, tapi satu kesalahan besar yang sebenarnya mereka lakukan adalah : lambat berinovasi dan bergerak. Betah dalam zona nyaman.

Bisa juga, NU tiba-tiba hilang dari peradaban Nusantara, jika para kadernya lambat *berinovasi*, *berkolaborasi*, dan lambat merespon *digitalisasi*. Lambat mengupgrade ke i'rob rofa menjadi mubtada.

Sekian, semoga bermanfaat. Intisari dari Narasumber, alur tulisan dari penulis.

Jika ini baik, mudah-mudahan untuk Nusantara, jika ini tidak baik, mak untuk saya sendiri.

Wallahul muwafiq ila aqwamit thoriq..

-- Sebarkan, untuk Arus Baru Se Abad Nahdlatul Ulama.

----

Oleh : Kang Ichsan
Sukabumi, 29 Desember 2018

🙏
WA repost









Rabu, 06 Februari 2019

Dakwah Sayyid Badruddin di Kalangan Pelacur


*PELACUR BERBONDONG-BONDONG SHALAT JAMAAH*

Ketika kabar keberadaan rumah pelacuran di pinggiran kota Damaskus tersebar di tengah masyarakat,beberapa tokoh kemudian mengadukan hal itu kepada Sayyid Badruddin bin Yusuf Al-Hasani. Beliau adalah ulama dan wali besar yang dikenal seantero negeri Syam, baik oleh kalangan ulama, awam, pemerintah bahkan para pelacur sekalipun.

Sayyid Badruddin lalu menyuruh murid kesayangannya, Syeikh Yahya yang kala itu sudah berusia 60 tahun untuk memberikan uang dan hadiah kepada para pelacur tersebut. Bukan main kagetnya Syeikh Yahya menerima perintah gurunya ini. Namun karena adab, beliau tetap melakukan tugas itu tanpa sedikit pun bertanya.

Syeikh Yahya lalu mendatangi rumah pelacuran dan membagikan uang serta aneka hadiah kepada mereka sambil berkata, "Guruku Sayyid Badruddin menyampaikan salam kepada kalian dan meminta kalian untuk mendoakan beliau." Salah seorang pelacur berkata, "Bagaimana mungkin ulama yang alim seperti beliau meminta doa dari kita?"

Setelah kejadian itu, ketika masyarakat hendak melakukan shalat Shubuh, mereka digemparkan oleh kedatangan para pelacur yang berbondong-bondong shalat Shubuh di masjid Sayyid Badruddin. Mereka lalu bertaubat dan berubah menjadi wanita terhormat.

Sayyid Badrudin Al-Hasani yang bergelar Khatamul Huffaz Wal Muhadditsin (penutup para Huffaz dan Muhaddits) merupakan guru-guru ulama negeri Syam saat ini. Beliau menguasai berbagai macam ilmu, khususnya ilmu tafsir dan Hadits. Beliau hafal enam kitab induk Hadits lengkap dengan syarah dan nama-nama perawinya.

Beliau mengajar dengan tingkatan murid berbeda, mulai dari ahli tafsir, ahli Hadits, ahli Fiqih, para Sufi, Mufti, Qadhi (hakim), pejabat pemerintah hingga kalangan awam, semuanya saling menunggu giliran mendengar majelis beliau sesuai tingkatannya masing-masing.

Begitulah jalan dakwah dengan hikmah, mengajak tanpa mengejek, memberikan tanpa mengharap imbalan. Semoga kita bisa menirunya...
آمين يارب العالمين

والله اعلم

"WA repost"




Selasa, 05 Februari 2019

Jatuh Cinta



* Jatuh cinta kepada Habib Luthfi

Oleh: Gus Ismael Amin Kholil

Kunjungan ke kota batik kali ini benar-benar terasa sangat indah. Setelah ngalap berkah Habib Ahmad Bin Abdullah Al-Athhos di Sapuro dan menghadiri acara Majelis Rasulullah di Wiradesa, pada tengah malam aku langsung saja menuju kediaman Habib Luthfi Bin Yahya. Dari kabar yang aku dapat dari khodim beliau, Abah Luthfi baru saja rawuh . ketika kami sampai di depan dalem beliau, dari kejauhan tampak berlangsung sebuah pertemuan di lantai bawah. Aku memasuki rumah beliau dengan perasaan ragu, ditengah jadwal beliau yang sangat padat, ditengah tamu-tamu beliau yang begitu membludak ini, apakah diri ini - yang bukan orang penting dan orang besar - bisa ditemui beliau ? Gak usah lama-lama wes hanya sekedar meminta barokah doa. Kami menuju ruang tamu di lantai atas, disitu sudah banyak orang menunggu untuk ditemui Abah. Menurut kabar yang aku dapat dari seorang sahabat, banyak orang yang bahkan rela menunggu berhari-hari agar bisa menemui Habib Luthfi.

Ditengah keraguan yang masih saja menyelimuti hati, aku mengirim fatehah dan bertawasul kepada para Awliya' Ba'alawi, Habib Umar dan Syaikhona Kholil Bangkalan. Aku ingat, salah satu kiai sepuh di Madura pernah mengisyaratkan  padaku bahwa Habib Luthfi memiliki ikatan bathin khusus dengan Mbah Kholil. Ketika berziarah ke makam Mbah Kholil di Bangkalan beliau bahkan selalu "bercengkrama"  langsung dengan "Shohibul Maqom".

tak lama kemudian, Habib Luthfi keluar kamar. Sayang sekali beliau langsung menuju ruang rapat dilantai bawah dan masih belum bisa menerima tamu. Akhirnya aku juga nimbrung mengikuti jalannya rapat yang ternyata adalah rapat pengurus Jatman untuk acara Multaqo Ulama Internasional yang akan diadakan di Pekalongan beberapa minggu kedepan. Waktu hampir menunjukkan jam 1, Habib luthfi  pamit untuk bersiap-siap ke Jakarta di pagi harinya. Orang-orang langsung saja mengerebungi beliau, berebut untuk bersalaman. Aku makin ragu akan kemungkinan bisa ditemui beliau malam ini. Namun barokah para Awliya' memang tak akan pernah lekang oleh waktu, di tengah kerumunan siapa sangka ada satu sahabat banser yang matur ke Abah bahwa ada "tamu" dari keluarga Bangkalan. Aku langsung maju, mencium tangan beliau dan matur :

" baru datang sebulan lalu dari Yaman bah.. "

Abah langsung mengajak ke lantai atas, dan tak disangka-sangka, bukan ruang tamu yang beliau tuju, melainkan kamar pribadi beliau.

" Mriki gus.. " beliau memanggil dari dalam..

Aku langsung saja masuk, disusul Mas Agung yang menemaniku dari Jogja, Fathul Id dan pak Nur. Tampak sebuah kamar dengan tumpukan kitab dimana-mana, ada kitab Al-Maqothi' disebelah sana, kitab rangkuman kalam-kalam Saadah Ba'alawi keluaran terbaru. Ada juga kumpulan topi koboi mengelantung di pojokan kamar. Abah Luthfi melepas jubah dan kopiahnya. Dengan memakai kaos oblong dan celana putih beliau mempersilahkan kami duduk.

" saya membawa amanah dari Habib Umar untuk bertamu ke para ulama bib.. "  aku membuka percakapan.

Aku lalu meminta nasehat dan arahan beliau terkait metode dakwah terbaik untuk masyarakat umum. Beliau lalu memberi arahan untuk fokus pada aqidah dan hal-hal yang pokok. Tinggalkan masalah-masalah khilafiah seperti membahas hukum rokok, cadar dll. Beliau juga membahas tentang beberapa ayat, menguak rahasia-rahasia Al-Quran yang tidak bisa dipahami dengan pemikiran yang dangkal. Beliau lalu berkata :

" diantara para muballigh.. Saya ini kebagian yang pahit-pahit.. "

Beliau kemudian menanyakan hal yang begitu menggelitik :

" sampean sudah pernah duduk dengan pelacur.. ? "

" boten.. " aku menjawab

" sama peminum minuman keras ? "

" belum pernah.. "

" Saya dulu duduk bersama mereka selama 3 tahun.. Saya dicap sebagai Habib gak bener saya gak peduli. Orang seperti mereka itu jangan dijauhi biar tidak lari.. Mereka itu tanggung jawab siapa ? "

" Ketika kita berdakwah.. Maka jangan jadikan orang lain sebagai lawan.. Jadikan mereka sebagai saudara. Ketika kita menganggap mereka sebagai saudara kita akan bersikap baik terhadap mereka.. Kunci dakwah itu satu : kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama : Bil Mu'minina roufurrahiim "

Abah lalu menjelaskan betapa pentingnya merangkul orang-orang seperti itu dalam berdakwah.  Menceritakan bagaimana awal perjuangan dakwah beliau di masa lampau.

" Dakwah dengan sikap yang baik itu lebih kita butuhkan daripada hanya dengan ceramah-ceramah.. "

Aku lalu berkomentar bahwa dulu dakwah Habib Umar juga "menjemput bola" sama seperti Abah Luthfi. Habib Umar mendatangi pemuda-pemuda pemain bola, merangkul mereka, dan pada akhirnya mengajak mereka pada kegiatan-kegiatan keagamaan.

Abah Luthfi bercerita lagi :

" saya ini.. Kalo diajak umroh oleh orang jarang sekali mau.. Soalnya saya tidak ingin meninggalkan amanah yang begitu besar disini untuk hanya sekedar jalan-jalan dan sowan Rasulullah. -Tugas saya disini juga amanah Rasulullah -. coba andai saja uang yang dibuat umroh berkali-kali itu diberikan pada orang-orang kelaparan, anak-anak pesantren yang putus belajar karena tak punya biaya dll.. "

Abah terlihat begitu bersemangat di malam itu, beliau bercerita banyak tentang masa mondok beliau, tentang NU, Ra Lilur, dan guru-guru beliau. Juga tentang buyut beliau, Habib Syaikh Bin Yahya di Desa Qorot Hadhramaut yang bahkan aku yang pernah 6 tahun lebih disana tak pernah mendengar tentang itu sebelumnya.. Hehe

" saya seperti ini karena saya mondok 22 tahun. Setelah menikah bahkan saya masih tetap mengaji selama 11 tahun.. " kenang Abah.

" iya bib.. Banyak orang yang mengira bahwa njenengan mendapat semua ini secara Instan.. " cletuk seorang kiai dari Kaliwungu yang juga hadir di kamar waktu itu, Abah tertawa mendengarnya..

Beliau juga menjelaskan bahwa kakeknya Habib Hasyim Bin Yahya memiliki ikatan emosional yang begitu kuat dengan Syaikhona Kholil Bangkalan. Bahkan Syaikhona sering kali datang ke Pekalongan untuk mengunjungi Habib Hasyim, begitu juga sebaliknya. Sama seperti Syaikhona, Habib Hasyim ini menurut Abah Luthfi juga memiliki andil besar dalam berdirinya NU.

Di malam itu Habib Luthfi seakan tak henti-hentinya menuangkan lautan ilmunya untuk kami. Bagaikan mimpi, yang duduk dihadapanku waktu itu bukanlah orang biasa, bukan orang sembarangan, beliau adalah sosok agung pemimpin Jama'ah Thariqat se-nusantara yang begitu disegani dimanapun. Namun lihatlah sambutan beliau yang sangat hangat dan antusias untuk seseorang yang bukan siapa-siapa dan baru pertama kalinya bertemu dengan beliau ini.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 3, sudah 2 jam lebih kami mendengar wejangan-wejangan berharga dari beliau. Jika aku tak minta izin untuk pamit, mungkin pertemuan itu akan 'bablas' sampai subuh. Aku bertanya dalam hati :

" beliau ini baru saja pulang, terus rapat, setelah subuh nanti akan menuju Jakarta. dan pada jam ini beliau masih bersedia menemui tamu-tamu. terus kapan istirahatnya ?? "

Dini hari itu aku benar-benar dibuat jatuh cinta kepada sosok Habib Luthfi. Pada kesederhanaan beliau, keramahannya, ketawadhu'annya, dan semangat beliau untuk berbagi ilmu dan kebaikan terhadap orang lain. ketika memandang beliau langsung di depanku waktu itu, dikala beliau sibuk menjelaskan bermacam-macam teori dakwah untuk kami, aku malah ingin menangis haru. Abah Luthfi sekali lagi bukan orang sembarangan, beliau pemilik mata bathin yang sangat kuat sama seperti Siidil Habib Umar dan para pembesar Habaib lainnya.  Aku lantas teringat akan kisah seseorang di Tarim, dulunya ia adalah orang yang bergelimangan dosa. Ketika ditanya tentang sebab taubatnya ia menjawab :

" Habib Umar dan Habib Abdullah Bin Syihab.. Mereka berdua tau aku ini orang yang banyak dosa, tapi mereka tak pernah berhenti terseyum ketika bertemu denganku.. "

Malam itu aku menyaksikan sendiri kehebatan sosok Abah Luthfi yang sering aku dengar selama ini. ketika beliau menjelaskan bahwa Kewalian keluarga Bin Yahya itu banyak yang mastur, aku berkata kepada beliau :

" tapi Kalo panjenengan termasuk yang masyhur bib.. "

Beliau tersenyum lalu berkata :

" alaah.. saya ini masyhur dari mana ? "

Kami pamitan.. Beliau melarang kami untuk bersalaman, kata beliau biar kapan-kapan bisa bertemu lagi, beliau juga berpesan :

" jangan pernah bosan main kesini.. "

Benar-benar pertemuan berharga yang bagaikan sebuah mimpi. Bahkan Sampai sekarang aku seakan belum bisa move on dari indahnya pertemuan itu. Persis seperti yang didawuhkan oleh Siidil Habib Umar :

مصاحبة الرجال ذوي الوفاء * نعيم الخلد في دار الفناء

" berkumpul bersama mereka para kekasih Allah adalah Nikmat surgawi yang bisa dirasakan di dunia yang fana ini "

 Semoga selalu diberikan afiyah dan kesehatan Abah.. ditengah perpecahan yang ummat rasakan saat ini, betapa butuhnya mereka terhadap sosok yang bijak, tenang, teduh, sejuk dan menyejukkan seperti panjenengan bib.. Salam Tadhim untuk panjengenan di setiap detik kulo..

* Ismael Amin Kholil, Yogyakarta, 5 Februari, 2019.