KH. Nawawi Berjan Purworejo (Tokoh dibalik berdirinya JATMAN)
KH. NAWAWI BERJAN PURWOREJO
" TOKOH DIBALIK BERDIRINYA JAM'IYYAH AHLITH THORIQOH AL-MU'TABAROH AN-NAHDLIYYAH ( JATMAN ) "
NASAB , KEILMUAN , KHARISMA DAN KAROMAH
NASAB / TRAH
GELAR SAYYID ATAU HABIB , RADEN DIMASTURKAN ATAU DISEMBUNYIKAN ,
SESUAI FILOSOFI BELIAU
" PENDAMKANLAH DIRIMU SEDALAM DALAMNYA "
Almaghfurlah Simbah KH. Nawawi Lahir pada hari Selasa Kliwon , 10 Januari 1916, Beliau KH. Nawawi kalau dirunut Silsilah atau garis Nasab beliau masih keturunan Sultan Agung Prabu Hanyokrokusomo ( Raden Mas Djatmiko) dari Salah satu Putranya ke 6 yakni Sinuhun Sayyid Tegal Arum atau Sultan Amangkurat Agung yang dimakamkan di daerah Tegal , Adapun putra putri Sultan Agung Prabu Hanyokrokusomo ;
1. Pangeran Tumpo Nangkil atau Raden Muhammad Kosim
2. Pangeran Ronggo Kawijen
3. Bendoro Raden Ayu Winonga
4. Pangeran Ngabehi Loring Pasar
5. Sayyid Abdul Ghaffar atau Raden Purbaya atau Mbah Kyai Kalisoka dimakamkan di Desa Kalisoka Tegal
6. Sayyid Tegal Arum atau Sinuhun Sultan Amangkurat Agung , beliaulah yang menggantikan kedudukan menjadi Sulthan atau Raja Mataram Islam Darussalam
7. Bendoro Raden Ayu Wiratmantri
8.Pangeran Haryo Danupoyo atau Raden Mas Alit , Beliau Raden Mas Alit inilah kelak yang menggantikan Sultan Amangkurat Agung ( Sayyid Tegal Arum) utk menjadi Sulthan atau Raja Mataram Islam Darussalam , dengan Gelar Kebangsawanannya. Sultan Amangkurat Mas I ( Sumber Silsilah Paneraban Pusat Sayyid Abdul Ghaffar atau Pangeran Purbaya Kalisoka Tegal )
SULTAN AGUNG PRABU HANYOKROKUSUMO (Raden Mas Djatmiko) dirunut runut ke atas bersambung dengan Sunan Giri ( Sayyid Ainul Yaqin ) dan terus keatas nasabnya akan bertemu kepada Baginda Rosululloh SAW , adapun Nasab Sultan Agung Prabu Hanyokrokusomo bin Prabu Hanyokrowati ( Raden Mas Jolang) bin Panembahan Senopati bin Nyai Sabinah ( Istri Ki. Ageng Pemanahan ) bin Ki Ageng Saba bin Nyai Pandan bin Sunan Giri II (Sunan Giri Ndalem) bin Sunan Giri ( Sayyid Ainul Yaqin) bin Sayyid Maulana Ishaq ( Sumber dari Silsilah Paneraban Pusat Sayyid Abdul Ghaffar atau Raden Purbaya Kalisoka Tegal )
Adapun Nasab atau Silsilah KH. Nawawi Berjan Purworejo bin KH. Shiddiq Berjan bin KH. Zarkasyi Berjan bin KH. Asnawi Tempel bin KH. Nuriman Tempel bin Ky. Burhan Joho bin Ky. Suratman Pacalan bin Jindi Amoh Plak Jurang bin Ky. Dalujah Wunut bin Gusti Oro Oro Wunut bin Gusti Untung Suropati bin Sinuwun Sayyid Tegal Arum bin Sultan Agung Hanyokrokusomo (Raden Mas Djatmiko) bin Pangeran Senopati. ( sumber buku Mengenal KH.Nawawi Berjan Purworejo ,hal 11 sd 12), bahkan dalam salah satu sumber menyebutkan bahwa Sinuwun Sultan Agung Prabu Hanyokrokusomo juga seorang Pengamal Tarekat Syadziliyyah ( Subhanalloh)
NASAB KEILMUAN
Ilmu Thoriqoh (Tarekat)
Silsilah Kemursyidan Tarekat Qodiriyyah Wa Naqsyabandiyah (TQN) dari Ayahanda beliau yakni Syech Shiddiq Berjan Bin Syech Zarkasyi Berjan Purworejo juga dari Pakdenya yakni Syech Munir Berjan bin Syech Zarkasyi Berjan Purworejo , Kemursyidan Syech Zarkasyi bin Asnawi Berjan Purworejo dari Syech Abdul Karim Al-Bantani dari Syech Achmad Khotib bin Abdul Ghoffar Sambas Kalimantan . Salah satu murid yang utama diangkat menjadi Khalifah/ Mursyid adalah Tuan Guru Ali bin Abdul Wahhab Al-Banjari Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Jambi bahkan Zawiyyah atau komunitas tarekat Tuan Guru Ali merupakan Zawiyyah yang terbesar di luar Pulau Jawa , karena Acara Peringatan Haul Sultanul Auliya' Syech Abdul Qodir Al - Jaelani QSA. masuk dalam APBD Provinsi Jambi. KH. Nawawi Bin Syech Shiddiq RA. ( 1947 - 1982 ) , juga telah mengangkat Kholifah sbb ; KH. Achmad Chalwani Bin KH. Nawawi, Tuan Guru Ali bin Abdul Wahhab Al Banjari Kuala Tungkal Jambi, KH. Masduqi Syarofuddin Purworejo , KH. Abdurrahim Kebumen , KH. Zuhri Syamsuddin Wonosobo, KH. Nachrowi Magelang, KH. Baqiruddin Magelang, KH. Madchan Magelang, KH. Machfudz Magelang, KH. Mundasir Magelang, KH. Parlan Cilacap , KH. Ilyas Singapura , KH. Djazoeli Magelang. Selain itu Beliau KH. Nawawi aktif menulis dan membaca terbukti dengan menghasilkan beberapa karya meliputi kitab tentang Tarekat, kitab-kitab fiqh, dan syair-syair.
Ilmu Syari'at
Beliau KH. Nawawi pernah belajar di beberapa pesantren Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti Watucongol Magelang, Krapyak Yogyakarta, Lasem Rembang , Tremas Pacitan, Jampes Kediri , Tebuireng Jombang dan Lirboyo Kediri.
ULAMA KHARISMATIK
Beliau adalah Seorang Ulama kharismatik sekaligus Ulama Thoriqoh dari Dukuh Berjan Desa Gintungan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, sebagai seorang Guru Mursyid beliau juga berperan aktif diberbagai kegiatan thoriqoh yaitu pernah menjadi Ketua I Kongres I Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh pada tanggal 12-13 Oktober 1957 di Tegalrejo Magelang yang mengasilkan keputusan bahwa tanggal 10 Oktober 1957 adalah sebagai hari Lahirnya Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh yang pada tahun 1979 pada saat Muktamar NU ke 26 di Semarang, Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh kemudian dimasukkan sebagai salah satu Badan Otonom dibawah Nahdlatul Ulama dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Syuriah PBNU Nomor 137/ Syur.PBNU/V/1980. Sejak itulah sampai sekarang Jam'iyyah ini dikenal dengan nama Jam'iyyah Ahli Thariqoh Al- Mu' tabaroh An- Nahdliyyah (JATMAN) , bahkan beliau juga pernah ditunjuk menjadi Mudir Tsani Idaroh 'Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al- Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN Pusat). Saat ini estafet kepemimpinan beliau dilanjutkan oleh putranya yaitu Romo KH. Achmad Chalwani Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo .
KAROMAH / KERAMAT
Pada waktu wafatnya KH. Nawawi , tempat yang digali untuk pemakaman beliau tiba-tiba memancarkan cahaya sangat terang yang ditimbulkan oleh batu-batu yang menyerupai berlian/ permata. Seketika orang yang berada di sekitarnya berebut mengambil batu-batu tersebut untuk dibawa pulang ke rumahnya. Konon, semasa hidupnya beliau pernah berwasiat ketika wafat nanti supaya dimakamkan di tempat tersebut. Subhanalloh (Sumber : Buku Mengenal KH. Nawawi Berjan Purworejo hal 38 sd 39 )
Beliau wafat pada hari Ahad Pahing , tanggal 4 Syawal 1982 sekitar jam 23.00 WIB. dan di makamkan di Pemakaman Keluarga Desa Bulus Gebang Purworejo , pada waktu Upacara Pemakaman doa pemberangkatan dipimpin oleh KH. Nadzir Kebarongan Banyumas dengan diamini oleh KH. Achmad Abdul Haq Dalhar ( Mbah Mad ) Watucongol Magelang, KH. Mustholih Badawi Kesugihan Cilacap dan para muazziyin, muazziyat yang hadir. ( Sumber : Buku Mengenal KH. Nawawi Berjan Purworejo hal. 40 )
Semoga tulisan yang sederhana ini bermanfaat bagi Kaum Muslimin Muslimat terutama Santri dan Ikhwan Thoriqoh. Amin.
Foto : Al' 'Arif billah Simbah KH. Nawawi Shiddiq Az Zarkasyi Berjan Purworejo Jawa Tengah bersama Simbah Nyai Hj. Saudah Nawawi
" TOKOH DIBALIK BERDIRINYA JAM'IYYAH AHLITH THORIQOH AL-MU'TABAROH AN-NAHDLIYYAH ( JATMAN ) "
NASAB , KEILMUAN , KHARISMA DAN KAROMAH
NASAB / TRAH
GELAR SAYYID ATAU HABIB , RADEN DIMASTURKAN ATAU DISEMBUNYIKAN ,
SESUAI FILOSOFI BELIAU
" PENDAMKANLAH DIRIMU SEDALAM DALAMNYA "
Almaghfurlah Simbah KH. Nawawi Lahir pada hari Selasa Kliwon , 10 Januari 1916, Beliau KH. Nawawi kalau dirunut Silsilah atau garis Nasab beliau masih keturunan Sultan Agung Prabu Hanyokrokusomo ( Raden Mas Djatmiko) dari Salah satu Putranya ke 6 yakni Sinuhun Sayyid Tegal Arum atau Sultan Amangkurat Agung yang dimakamkan di daerah Tegal , Adapun putra putri Sultan Agung Prabu Hanyokrokusomo ;
1. Pangeran Tumpo Nangkil atau Raden Muhammad Kosim
2. Pangeran Ronggo Kawijen
3. Bendoro Raden Ayu Winonga
4. Pangeran Ngabehi Loring Pasar
5. Sayyid Abdul Ghaffar atau Raden Purbaya atau Mbah Kyai Kalisoka dimakamkan di Desa Kalisoka Tegal
6. Sayyid Tegal Arum atau Sinuhun Sultan Amangkurat Agung , beliaulah yang menggantikan kedudukan menjadi Sulthan atau Raja Mataram Islam Darussalam
7. Bendoro Raden Ayu Wiratmantri
8.Pangeran Haryo Danupoyo atau Raden Mas Alit , Beliau Raden Mas Alit inilah kelak yang menggantikan Sultan Amangkurat Agung ( Sayyid Tegal Arum) utk menjadi Sulthan atau Raja Mataram Islam Darussalam , dengan Gelar Kebangsawanannya. Sultan Amangkurat Mas I ( Sumber Silsilah Paneraban Pusat Sayyid Abdul Ghaffar atau Pangeran Purbaya Kalisoka Tegal )
SULTAN AGUNG PRABU HANYOKROKUSUMO (Raden Mas Djatmiko) dirunut runut ke atas bersambung dengan Sunan Giri ( Sayyid Ainul Yaqin ) dan terus keatas nasabnya akan bertemu kepada Baginda Rosululloh SAW , adapun Nasab Sultan Agung Prabu Hanyokrokusomo bin Prabu Hanyokrowati ( Raden Mas Jolang) bin Panembahan Senopati bin Nyai Sabinah ( Istri Ki. Ageng Pemanahan ) bin Ki Ageng Saba bin Nyai Pandan bin Sunan Giri II (Sunan Giri Ndalem) bin Sunan Giri ( Sayyid Ainul Yaqin) bin Sayyid Maulana Ishaq ( Sumber dari Silsilah Paneraban Pusat Sayyid Abdul Ghaffar atau Raden Purbaya Kalisoka Tegal )
Adapun Nasab atau Silsilah KH. Nawawi Berjan Purworejo bin KH. Shiddiq Berjan bin KH. Zarkasyi Berjan bin KH. Asnawi Tempel bin KH. Nuriman Tempel bin Ky. Burhan Joho bin Ky. Suratman Pacalan bin Jindi Amoh Plak Jurang bin Ky. Dalujah Wunut bin Gusti Oro Oro Wunut bin Gusti Untung Suropati bin Sinuwun Sayyid Tegal Arum bin Sultan Agung Hanyokrokusomo (Raden Mas Djatmiko) bin Pangeran Senopati. ( sumber buku Mengenal KH.Nawawi Berjan Purworejo ,hal 11 sd 12), bahkan dalam salah satu sumber menyebutkan bahwa Sinuwun Sultan Agung Prabu Hanyokrokusomo juga seorang Pengamal Tarekat Syadziliyyah ( Subhanalloh)
NASAB KEILMUAN
Ilmu Thoriqoh (Tarekat)
Silsilah Kemursyidan Tarekat Qodiriyyah Wa Naqsyabandiyah (TQN) dari Ayahanda beliau yakni Syech Shiddiq Berjan Bin Syech Zarkasyi Berjan Purworejo juga dari Pakdenya yakni Syech Munir Berjan bin Syech Zarkasyi Berjan Purworejo , Kemursyidan Syech Zarkasyi bin Asnawi Berjan Purworejo dari Syech Abdul Karim Al-Bantani dari Syech Achmad Khotib bin Abdul Ghoffar Sambas Kalimantan . Salah satu murid yang utama diangkat menjadi Khalifah/ Mursyid adalah Tuan Guru Ali bin Abdul Wahhab Al-Banjari Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Jambi bahkan Zawiyyah atau komunitas tarekat Tuan Guru Ali merupakan Zawiyyah yang terbesar di luar Pulau Jawa , karena Acara Peringatan Haul Sultanul Auliya' Syech Abdul Qodir Al - Jaelani QSA. masuk dalam APBD Provinsi Jambi. KH. Nawawi Bin Syech Shiddiq RA. ( 1947 - 1982 ) , juga telah mengangkat Kholifah sbb ; KH. Achmad Chalwani Bin KH. Nawawi, Tuan Guru Ali bin Abdul Wahhab Al Banjari Kuala Tungkal Jambi, KH. Masduqi Syarofuddin Purworejo , KH. Abdurrahim Kebumen , KH. Zuhri Syamsuddin Wonosobo, KH. Nachrowi Magelang, KH. Baqiruddin Magelang, KH. Madchan Magelang, KH. Machfudz Magelang, KH. Mundasir Magelang, KH. Parlan Cilacap , KH. Ilyas Singapura , KH. Djazoeli Magelang. Selain itu Beliau KH. Nawawi aktif menulis dan membaca terbukti dengan menghasilkan beberapa karya meliputi kitab tentang Tarekat, kitab-kitab fiqh, dan syair-syair.
Ilmu Syari'at
Beliau KH. Nawawi pernah belajar di beberapa pesantren Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti Watucongol Magelang, Krapyak Yogyakarta, Lasem Rembang , Tremas Pacitan, Jampes Kediri , Tebuireng Jombang dan Lirboyo Kediri.
ULAMA KHARISMATIK
Beliau adalah Seorang Ulama kharismatik sekaligus Ulama Thoriqoh dari Dukuh Berjan Desa Gintungan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, sebagai seorang Guru Mursyid beliau juga berperan aktif diberbagai kegiatan thoriqoh yaitu pernah menjadi Ketua I Kongres I Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh pada tanggal 12-13 Oktober 1957 di Tegalrejo Magelang yang mengasilkan keputusan bahwa tanggal 10 Oktober 1957 adalah sebagai hari Lahirnya Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh yang pada tahun 1979 pada saat Muktamar NU ke 26 di Semarang, Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh kemudian dimasukkan sebagai salah satu Badan Otonom dibawah Nahdlatul Ulama dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Syuriah PBNU Nomor 137/ Syur.PBNU/V/1980. Sejak itulah sampai sekarang Jam'iyyah ini dikenal dengan nama Jam'iyyah Ahli Thariqoh Al- Mu' tabaroh An- Nahdliyyah (JATMAN) , bahkan beliau juga pernah ditunjuk menjadi Mudir Tsani Idaroh 'Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al- Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN Pusat). Saat ini estafet kepemimpinan beliau dilanjutkan oleh putranya yaitu Romo KH. Achmad Chalwani Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo .
KAROMAH / KERAMAT
Pada waktu wafatnya KH. Nawawi , tempat yang digali untuk pemakaman beliau tiba-tiba memancarkan cahaya sangat terang yang ditimbulkan oleh batu-batu yang menyerupai berlian/ permata. Seketika orang yang berada di sekitarnya berebut mengambil batu-batu tersebut untuk dibawa pulang ke rumahnya. Konon, semasa hidupnya beliau pernah berwasiat ketika wafat nanti supaya dimakamkan di tempat tersebut. Subhanalloh (Sumber : Buku Mengenal KH. Nawawi Berjan Purworejo hal 38 sd 39 )
Beliau wafat pada hari Ahad Pahing , tanggal 4 Syawal 1982 sekitar jam 23.00 WIB. dan di makamkan di Pemakaman Keluarga Desa Bulus Gebang Purworejo , pada waktu Upacara Pemakaman doa pemberangkatan dipimpin oleh KH. Nadzir Kebarongan Banyumas dengan diamini oleh KH. Achmad Abdul Haq Dalhar ( Mbah Mad ) Watucongol Magelang, KH. Mustholih Badawi Kesugihan Cilacap dan para muazziyin, muazziyat yang hadir. ( Sumber : Buku Mengenal KH. Nawawi Berjan Purworejo hal. 40 )
Semoga tulisan yang sederhana ini bermanfaat bagi Kaum Muslimin Muslimat terutama Santri dan Ikhwan Thoriqoh. Amin.
Foto : Al' 'Arif billah Simbah KH. Nawawi Shiddiq Az Zarkasyi Berjan Purworejo Jawa Tengah bersama Simbah Nyai Hj. Saudah Nawawi
Postingan Terkait :
- Peran Santri dan Kyai oleh Douwes DekkerDulu ada tokoh pendidikan nasional bernama Douwes Dekker. Siapa itu Douwes Dekker? Danudirja Setiabudi.Mereka yang belajar sejarah…Read More...
- Ki Hajar Dewantara Adalah SantriKi Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) itu adalah santri.Tidak hanya Diponegoro anak bangsa yang dididik para ulama menjadi tokoh bangs…Read More...
- Pangeran Diponegoro Adalah SantriSantri pondok pesantren itu ampuh. Di tanah Jawa ini, yang paling ditakuti (penjajah) Belanda adalah santri dan tarekat (thariqah).Ada seo… Read More...
- Agama Yang Paling ToleranSebenarnya kalau dicermati secara objektif di dunia ini agama yang paling toleran terhadap agama lain adalah agama Islam. Hal ini dapat… Read More...
- Tiga Peninggalan Pangeran DiponegoroMaka jika Anda pergi ke Magelang dan melihat kamar Diponegoro di eks-Karesidenan Kedu, istilah sekarang di Bakorwil, ada 3 peningalan Dipo… Read More...