Kamis, 31 Januari 2019

Asal Mula Kitab Dalailul Khairat



ASAL MULA KITAB DALAILUL KHAIRAT

Suatu ketika Syekh Muhammad bin Sulaiman al Jazuli berkehendak ingin menunaikan solat Ashar. Maka beliau segera bergegas untuk mengambil air wudlu. Ketika itulah beliau menemukan sebuah sumur, tetapi tidak ada alat untuk mengambil air dari dalam sumur itu.

Tiba-tiba datanglah seorang anak kecil perempuan menghampiri beliau. Anak kecil itu berkata,” Siapakah Anda ?”, Beliaupun  memperkenalkan diri kepada anak kecil tersebut. Anak itu berkata, “Anda adalah orang yang terpuji karena kesalehan Anda.”

Setelah itu anak perempuan itu berusaha untuk mencarikan alat agar Syekh Muhammad mendapatkan air dari dalam sumur untuk berwudlu, namun tak juga menemukan yg ia cari. Akhirnya setelah kesana kemari tak berhasil, tiba-tiba ia meludah ke dalam sumur. Dan apa yang terjadi sungguh di luar dugaaan. Air sumur itu meluap hingga ke permukaan tanah. Syekh Muhammad Bin Sulaiman Al Jazulipun terkejut. Setelah berwudlu, beliau berkata kepada si anak perempuan itu, “Aku angkat tangan kepadamu. Dengan amal apakah engkau meraih kedudukan tinggi ini ?”

Si anak perempuan itu tertegun sejenak. Kemudian ia menjawab, ”Dengan banyak bershalawat untuk orang yang apabila ia berjalan di padang belantara, binatang buas akan mengibas-ibas ekornya ", yang dimaksud adalah Shalawat kepada Rasulullah SAW. Mendengar jawaban itu, Syekh Muhammad ibn Sulaiman al-Jazuli bersumpah untuk menyusun sebuah kitab yang membahas tentang Shalawat untuk Kanjeng Nabi Muhammad saw. Maka lahirlah kitab Dalail Khairat. Kitab yang berisi macam - macam Shalawat yang sangat mashur dan banyak dibaca oleh umat Islam.
Wallahu A’lam.











Rabu, 30 Januari 2019

Nguri uri Budaya Leluhur Jawa




_*Kagem pangenget-enget kula aturaken sebutan wulan lan dinten basa Jawi, Piyantun Jawi sampun ngantos ninggalaken Jawinipun.*_

A. *Wulan utawi Sasi:*

01. Wadana (Januari)
02. Wijangga (Februari)
03. Wiyana (Maret)
04. Widada (April)
05. Widarpa (Mei)
06. Wilapa (Juni)
07. Wahana (Juli)
08. Wanana (Agustus)
09. Wurana (September)
10. Wujana (Oktober)
11. Wujala (Nopember)
12. Warana (Desember)

B. *Dinten:*

01. Radite (Ahad)
02. Soma (Senin)
03. Hanggara (Selasa)
04. Buda (Rabu)
05. Respati (Kamis)
06. Sukra (Jumat)
07. Tumpak (Sabtu)

Neptunipun dinten:*

01. Ahad: 5
02. Senin: 4
03. Selasa: 3
04. Rabu: 7
05. Kamis: 8
06. Jum'at: 6
07. Sabtu: 9


C. *PEKENAN/WETON*

Pon = Jenar
Wage = Cemengan.
Kliwon = Kasih.
Legi     =. Manis
Pahing = Abritan

D. *Neptu Weton:*

01. Pahing: 9
02. Pon: 7
03. Wage: 4
04. Kliwon: 8
05. Legi: 5

_Mugi-mugi wonten paedahipun, sinambi nguri-uri budaya adiluhung kita, menawi kirang utawi lepat nyuwun koreksi, Matur nuwun._

*E. Arane Wuku*

Sawuku umure saminggu, cacahe Wuku ana 30, yaiku :

Wuku Shinta

Wuku Landhep

Wuku Wukir

Wuku Kuranthil

Wuku Tolu

Wuku Gumbreng

Wuku Warigalit

Wuku Warigagung

Wuku Julungwangi

Wuku Sungsang

Wuku Galungan

Wuku Kuningan

Wuku Langkir

Wuku Arandhasiya

Wuku Julungpujut

Wuku Pahang

Wuku Kuruwelut

Wuku Marakeh

Wuku Tambir

Wuku Medhangkungan

Wuku Maktal

Wuku Wuye

Wuku Manakil

Wuku Prangbabat

Wuku Bala

Wuku Wungu

Wuku Wayang

Wuku Kulawu

Wuku Dhukut

Wuku Watugunung

 *F. Arane Sasi Masehi:*

Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, Nopember, Desember

*G. Arane Sasi Arab:*

Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiutsani, Jumadil Ula, Jumadil Tsaniyah, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqadah, Dzulhijjah

*H. Arane Sasi Jawa:*

Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah/Selo, Besar

*I. Arane Taun*

Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, Jinakir

*J. Arane Windu*

Adi, Kuntara, Sangara, Sancaya

*K. Arane Wilangan*

Siji = Eka

Loro = Dwi

Telu = Tri

Papat = Catur

Lima = Panca

Nem = Sad

Pitu = Sapta

Wolu = Asta

Sanga = Nawa

Sepuluh = Dasa

Satus = Sata

Sewu = Sasra

Sepuluh ewu = Saleksa

Satus uwe = Sakethi

Sayuta = Sayuta

*L. Arane Wayah*

Jam 03:00 : Wayah Fajar Sidik (Bang-Bang Wetan)

Jam 04:00 : Wayah Bedhug Subuh

Jam 05:00 : Wayah Saput Lemah

Jam 06:00 : Wayah Byar

Jam 09:00 : Wayah Tengange

Jam 10:00 : Wayah Wisan Gawe

Jam 12:00 : Wayah Bedhug

Jam 13:00 : Wayah Luhur

Jam 15:00 : Wayah Lingsir Kulon

Jam 16:00 : Wayah Asar

Jam 17:00 : Wayah Tunggang Gunung

Jam 17:30 : Wayah Tribalayu

Jam 18:30 : Wayah Surub/Candrikala

Jam 19:00 : Wayah Bakda Magrib

Jam 19:30 : Wayah Isya’

Jam 20:00 : Wayah Bakda Isya’

Jam 21:00 : Wayah Sirep Bocah

Jam 23:00 : Wayah Sirep Wong

Jam 24:00 : Wayah Tengah Wengi

Jam 01.00 : Wayah Lingsir Wengi

*M. Arane Kiblat*

Lor = Uttara

Kidul = Daksina

Wetan = Purwa

Kulon = Pracima

Mugi2 saged kagem pangeling-eling
Mtr nuwun.....🙏🏻🙏🏻


#WA repost
2019

Nasihat Menghadapi Pemilu



Nasehat *5* Tokoh Menghadapi Pemilihan Legislatif, Pilkada & Pilpres.

*1. Ali bin Abi Thalib ra*

_“Kezhaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat, tapi karena diamnya orang-orang baik.”_

*2. Syaikh Yusuf Qardhawi (Ketua Asosiasi Internasional Cendekiawan Muslim)*

Setidaknya ada 3 (tiga) cara dalam mempertimbangkan pilihan:

• Jika semuanya baik, pilihlah yang paling banyak kebaikannya.

• Jika ada yang baik dan ada yang buruk, pilihlah yang baik.

• Jika semuanya buruk, pilihlah yang paling sedikit keburukannya.

*3. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, MA. M. Phil. (Ketua MIUMI Pusat, putra Pendiri Pesantren Gontor)*

_"Jika anda tidak mau ikut pemilu karena kecewa dengan pemerintah & anggota DPR, atau parpol Islam. Itu hak anda. Tapi ingat jika anda & jutaan yang lain tidak ikut pemilu maka jutaan orang fasik, sekuler, liberal, atheis akan ikut pemilu untuk berkuasa dan menguasai kita. Niatlah berbuat baik meskipun hasilnya belum tentu sebaik yang engkau inginkan.”_

4. *Recep Toyyib Erdogan*
 Jika orang *Baik*  tidak ikut terjun ke *politik*, maka para *penjahatlah* yang akan *mengisinya*.

5. *Necmetti Erbakan*
   Muslim yang tidak peduli *Politik* akan di pimpin oleh *Politikus* yang tidak peduli kepada *islam*

*Jangan Golput ya*  Kejahatan akan timbul tatkala orang baik semua pada DIAM.

=====[[[=======]]]=====



Seorang laki-laki yg berbeda paham dengan GUSDUR mengeluarkan kecaman dan kata-kata kasar meluapkan kebenciannya kepada GUSDUR.

GUSDUR hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata apa pun.

    Setelah lelaki tersebut pergi, si murid yg melihat peristiwa itu dengan penasaran bertanya :
*"Mengapa GUSDUR diam saja tidak membalas makian lelaki tersebut."*

   Beberapa saat kemudian, maka GUSDUR bertanya kepada si murid :
“Jika seseorang memberimu sesuatu,
tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu menjadi milik siapa kah pemberian itu ?

"Tentu saja menjadi milik  si pemberi”, jawab si murid.

*"Begitu pula dengan kata-kata kasar itu”, Dawuh GUSDUR.*

“Karena aku tidak mau menerima kata-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya.*
 Dia harus menyimpannya sendiri.
Dia tidak menyadari, karena nanti dia harus menanggung akibatnya di dunia atau pun akhirat, karena energi negatif yg muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan hanya akan membuahkan penderitaan hidup”.*

 .  Kemudian, lanjut GUSDUR :
Sama seperti orang yg ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri...❗
*Demikian halnya, jika di luar sana ada orang yg marah-marah kepadamu ... biarkan saja … karena mereka sedang membuang SAMPAH HATI mereka:*
    Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri, tetapi kalau engkau tanggapi, berarti engkau menerima sampah itu.”*

*“Hari ini begitu banyak orang yg hidup dengan membawa sampah di hatinya ( sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, dan lain Lain Penyakit Hati ) … maka jadilah kita orang yg BIJAK”*

GUSDUR melanjutkan nasehatnya :

*“Jika engkau tak mungkin memberi, janganlah  mengambil”*

*“Jika engkau terlalu sulit untuk mengasihi, janganlah membenci”*

*“Jika engkau tak dapat menghibur orang lain, janganlah membuatnya sedih”*

*“Jika engkau tak bisa memuji, janganlah menghujat”*

*“Jika engkau tak dapat menghargai, janganlah menghina”*

*“Jika engkau tak suka bersahabat, janganlah bermusuhan”*            

Jadikanlah Setiap Hari Dalam Hidup Ini Sebuah Pembelajaran Dan Mawas Diri....

SEMOGA BERMANFAAT.... 🙏🏻🙏🏻🙏🏻



Kisah Gus Dur oleh K.H. Masruri A. Mughni



Gus Dur & KH. Masruri Mughni

KH. Masruri Abdul Mughni, pernah sama-sama nyantri bersama Gus Dur kepada KH. Abdul Fatah Hasyim di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. “Kamar saya dan Gus Dur bersebelahan. Saya di kamar Pangeran Diponegoro 7, Gus Dur di kamar Pangeran Diponegoro 6,”katanya.

“Tapi dia berkali-kali bilang kalau yang benar-benar menjadi gurunya adalah Mbah Fatah (KH. Abdul Fatah Hasyim) dan Mbah Chudlori (KH. Chudlori) Tegalrejo Magelang,” lanjut Abah Masruri.



Ketika semua orang mengecam Gus Dur karena mau berangkat ke Israel, ia mengatakan,“Biar semua orang mau bilang apa yang penting Mbah Fatah dan Mbah Chudlori mangestoni (memberi restu).” Padahal kedua gurunya itu sudah wafat. Karena itulah banyak yang yakin cucu KH. Hasyim Asy’ari itu punya kemampuan berkomunikasi dengan dunia ghaib.







“Gus Dur yakin betul melawan Israel tidak bisa dengan kekerasan, tetapi mau tidak mau harus pakai jalur diplomatik. Ya harus ke sana bicara baik-baik,” tutur Kiai Masruri, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah-2, Benda, Sirampog, Brebes itu.

Demikian pula saat terjadi penembakan terhadap umat Islam minoritas di India, KH. Abdurrahman Wahid di Bali malah mengatakan, “Kalau Mahatma Gandhi Islam, ia adalah wali besar.”

Pernyataannya itu kemudian dikutip sebuah majalah Ibu Kota tanpa kata-kata “Kalau”. Sehingga seolah-olah Gus Dur menyebut Mahatma Gandhi wali besar. Gegerlah semua kiai dan habaib di Indonesia. Melalui jalur Forum Demokrasi (Fordem) India, Gus Dur menempuh jalur diplomasi. Hasilnya umat Islam minoritas tidak ditembaki lagi.

“Saya sedih dihujat umat Islam Indonesia, tetapi saya senang karena umat Islam India tidak ditembaki lagi,” tutur Gus Dur seperti ditirukan Kiai Masruri.

Banyak hal yang sudah dilakukan Gus Dur tanpa orang lain mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Contoh bagaimana humanisnya cucu KH. Hasyim Asy’ari itu disampaikan Drs. H. Ali Mufiz MPA. Saat itu ia yang menjadi Wakil Gubernur Jateng menemui Gus Dur di kantor PBNU.“Gus Dur satu mobil bersama pamannya, KH. M. A. Sahal Mahfudh keluar dari kantor mengambil honor tulisan di Kantor Majalah Tempo,” katanya.

Pada saat tiba kembali di kantor PBNU, tiba-tiba datang seorang temannya yang mengeluh butuh biaya untuk mengobati keluarganya yang sakit. Tanpa menengok kanak-kiri, amplop honor tulisan yang baru saja diambil dari Majalah Tempo langsung diserahkan kepada temannya itu, tanpa sempat membuka isinya terlebih dahulu. Ya, Gus Dur telah tiada, tetapi spiritnya akan terus ada ila akhiriz zaman.


Sanad Ilmu



Sanad Aswaja an-Nahdliyyah

Sanad Madzhab al-Asy'ari di Indonesia

Para ulama Tanah Air, seperti KH. Moh. Hasyim Asy'ari Jombang, KH. Nawawi bin Nur Hasan Pasuruan, KH. Muhammad Baqir Yogyakarta, KH. Abdul Wahhab Hasbullah Jombang, KH. Bisri Syansuri, KH. Baidhawi bin Abdul Aziz Lasem, KH. Ma'shum bin Ahmad Lasem, KH. Muhammad Dimyathi Termas, KH. Shiddiq bin Abdullah Jember, KH. Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar Maskumambang, KH. Abbas Buntet Cirebon dan lain-lain. Para beliau ini berguru kepada: Syekh Muhammad Mahfuzh bin Abdullah al-Tarmasi (1285-1338 H/1868-1920 M), dari gurunya Sayid Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatha al-Dimyathi al-Husaini al-Syafi'i (w. 1310 H/1892 M), dari gurunya Sayid Ahmad bin Zaini Dahlan (1231-1304 H/1816-1886 M), dari gurunya Utsman bin Hasan al-Dimyathi, dari gurunya Muhammad bin Ali al-Syanawani al-Syafi'i (w. 1233 H/1818 M), dari gurunya Isa bin Ahmad al-Barawi al-Zubairi al-Syafi'i (w. 1182 H/1768 M), dari gurunya Syamsuddin Muhammad bin Muhammad al-Dafari al-Syafi'i (w. setelah 1161 H/ M), dari gurunya Salim bin Abdullah al-Bashri al-Syafi'i (w. 1160 H/1747 M), dari gurunya Abdullah bin Salim al-Bashri al-Makki al-Syafi'i (1048-1134 H/1638-1722 M), dari gurunya Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin al-'Ala' al-Babili al-Syafi'i al-Azhari (1000-1077 H/1591-1666), dari gurunya Ahmad bin Muhammad al-Ghunaimi (964-1044 H/1557-1634 M), dari gurunya Syamsuddin Muhammad bin Ahmad al-Ramli (919-1004 H/1513-1596 M), dari gurunya Syaikh al-Islam, Qadhi al-Qudhat Zainuddin Abu Yahya Zakariya bin Muhammad al-Anshari (826-926 H/1423-1520 M), dari gurunya Al-Hafizh Taqiyyuddin Muhammad bin Muhammad bin Fahad al-Makki al-Syafi'i al-'Alawi al-Hasyimi (787-871 H/1385-1466 M), dari gurunya Majduddin Abu Thahir Muhammad bin Ya'qub al-Lughawi al-Syirazi al-Fairuzabadi (729-817 H/1329-1415 M), dari gurunya Al-Hafizh Sirajuddin Umar bin Ali al-Qazwini (683-750 H/1284-1349 M), dari gurunya Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdullah al-Taftazani, dari gurunya Syarafuddin Abu Bakar Muhammad bin Muhammad al-Harawi, dari gurunya Fakhruddin Muhammad bin Umar al-Razi (544-606 H/1150-1210 M), dari gurunya Dhiyauddin Umar bin al-Husain al-Razi (hidup sebelum 559 H/1164 M), dari gurunya Abu al-Qasim Salman bin Nashir bin Imran al-Anshari al-Arghiyani (w. 512 H/1118 M), dari gurunya Imam al-Haramain Dhiyauddin Abu al-Ma'ali Abdul Malik bin Abdullah al-Juwaini (419-478 H/1028-1085 M), dari gurunya Al-Ustadz Abu al-Qasim Abdul Jabbar bin Ali bin Muhammad bin Haskan al-Asfarayini al-Iskaf (w. 452 H/1034 M), dari gurunya Ruknuddin al-Ustadz Abu Ishaq al-Asfarayini (w. 418 H/1027 M), dari gurunya Syaikh al-Mutakallimin Abu al-Hasan al-Bahili dari gurunya Syaikh al-Sunnah, Imam al-Mutakallimin Abu al-Hasan al-Asy'ari (270-330 H/883-947 M), dari gurunya al-Hafidz Zakariya al Saji (220-307 H), dari gurunya Rabi’ al-Muradi (w. 270), dari gurunya al-Muzani (w. 264 H), dari gurunya dari gurunya Muhammad bin Idris bin Syafi’ (w. 204), dari gurunya Imam Malik bin Anas, dari gurunya Nafi’, dari Ibnu Umar, dari Rasulullah Shalla Allahu alaihi wa sallama.

Ibnu Qadli Syuhbah menjelaskan bahwa Imam al-Asy’ari berguru kepada syaikh Zakariya al-Saji, beliau dari Rabi’ dan al-Muzani, keduanya adalah murid Imam Syafii. Dari al-Hafidz Zakariya al-Saji inilah Imam Asy’ari mengutip riwayat dalam madzhab Ahlisunnah (Thabaqat al-Syafiiyah 1/7)

Sanad Madzhab al-Maturidi di Indonesia

Para ulama Tanah Air seperti KH. Moh. Hasyim Asy'ari Jombang, KH. Nawawi bin Nur Hasan Pasuruan, KH. Muhammad Baqir Yogyakarta, KH. Abdul Wahhab Hasbullah Jombang, KH. Bisri Syansuri, KH. Baidhawi bin Abdul Aziz Lasem, KH. Ma'shum bin Ahmad Lasem, KH. Muhammad Dimyathi Termas, KH. Shiddiq bin Abdullah Jember, KH. Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar Maskumambang, KH. Abbas Buntet Cirebon dan lain-lain, dari gurunya Syaikh Muhammad Mahfuzh bin Abdullah al-Tarmasi (1285-1338 H/1868-1920 M), dari gurunya Sayid Abu Bakar bin Muhammad Syatha al-Dimyathi (w. 1310 H/1892 M), dari gurunya Sayid Ahmad bin Zaini Dahlan (1231-1304 H/1816-1886 M), dari gurunya Utsman bin Hasan al-Dimyathi, dari gurunya Muhammad bin Ali al-Syanwani (w. 1233 H/1818 M), dari gurunya Muhammad bin Muhammad bin Hasan al-Munir al-Samanudi al-Syafi'i (1099-1199 H/1688-1785M), dari gurunya Burhanuddin Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Budairi al-Husaini al-Dimyathi al-Asy'ari al-Syafi'i, populer dengan sebutan Ibn al-Mayyit (w. 1131 H/1719 M), dari gurunya Burhanuddin Abu al-'Irfan al-Mulla Ibrahim bin Hasan al-Kurani (1025-1101 H/1616-1690 M), dari gurunya Ahmad bin Muhammad bin Yunus al-Qusyasyi al-Dajani al-Husaini (991-1071 H/1583-1661 M), dari gurunya Syamsuddin Muhammad bin Ahmad al-Ramli (919-1004 H/1513-1596 M), dari gurunya Syaikh al-Islam Zakariya al-Anshari (826-926 H/1423-1520), dari gurunya Al-Hafizh Ibn Hajar al-'Asqalani (773-852 H/1372-1449 M), dari gurunya Syamsuddin Muhammad al-Qurasyi, dari gurunya Abu Muhammad Abdullah bin Hajjaj al-Kasyqari, dari gurunya Hisyamuddin Husain bin Ali al-Saghnaqi (w. 711 H/1311 M), dari gurunya Muhammad bin Muhammad bin Nashr al-Nasafi (w. 693 H/1294 M), dari gurunya Al-Hafizh Najmuddin Umar bin Muhammad al-Nasafi (461-537 H/1068-1142 M), dari gurunya Al-Qadhi Shadrul Islam Abu al-Yusr Muhammad bin Muhammad bin Husain al-Bazdawi (421-493 H/1030-1100 M), dari gurunya Muhammad bin Husain al-Bazdawi.
Husain bin Abdu Karim al-Bazdawi, dari gurunya Abu Muhammad Abdul Karim bin Musa bin Isa al-Bazdawi (w. 390 H/1000 M), dari gurunya Abu Manshur al-Maturidi (w. 333 H/945 M).

Demikian mata rantai sanad madzhab al-Asy'ari dan madzhab al-Maturidi yang sampai kepada guru-guru kita, para tokoh pendiri organisasi Nahdlatul Ulama. Selain sanad di atas, masih banyak jalur-jalur lain yang menyambungkan mata rantai akidah Ahlussunnah Wal-Jama'ah kepada para ulama terdahulu, hingga kepada Rasulullah J. Wallahu a'lam.

Sanad Fikih Aswaja an-Nahdliyyah

Dalam Bidang Fiqih/Hukum Islam, Nahdlatul Ulama bermazhab secara qauli (tekstual) dan  manhaji (metodologis) kepada salah satu Al-Madzahib Al-‘Arba’ah (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan  Hanbali)

KH. Hasyim Asy'ari (w. 1367 H) dari gurunya Syaikhona Kholil Bangkalan Madura (w. 1345 H), dari gurunya Syaikh Abu Bakar bin Muhammad Syatho (w. 1310 H), dari gurunya Syaikh Muhammad Nawawi Al Bantani (w. 1315 H), dari gurunya Syaikh Ahmad Zaini Dahlan (w. 1303 H), dari gurunya Syaikh Abdullah bin Umar, dari gurunya Syaikh Muhammad Salih Rais, dari gurunya Syaikh Ali Al Wana'i, dari gurunya Syaikh Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al Bujairimi Al Mishriy (w. 1221 H), dari gurunya Syaikh Ahmad bin Ramadlan, dari gurunya Syaikh Sulaiman Al Babili, dari gurunya Syaikh Abdul Aziz Zamzami, dari gurunya Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al Malibari (w. 972 H), dari gurunya Wajihuddin Abdurrahman bin Ziyad Az Zabidi, dari gurunya Syihabuddin bin Ahmad bin Hajar Al Haitamiy (Syaikh Ibn Hajar. W. 974 H), dari gurunya syaikh Abu Yahya Zakarya bin Muhammad bin Ahmad bin Zakarya Al Anshari (w. 927 H), dari gurunya Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al Mahalliy (w. 864 H), dari gurunya Syaikh Salih bin Umar bin Ruslan bin Nasir bin Salih Al Bulqini (w. 844 H), dari gurunya Syaikh Umar Al Bulqini, dari gurunya Syaikh Abdurrahim Al Quraisyiy, dari gurunya Syaikh Hibatullah Al Baar, dari gurunya Syaikhul Islam Muhyiddin bin Zakarya bin Syarafuddin (Imam Nawawi. W. 676 H), dari gurunya Imam Kamal Ardabili, dari gurunya Syaikh Muhammad Naisaburi, dari gurunya Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali Aththusiy (imam Ghazali. W. 505 H), dari gurunya Abdul Malik ibn Yusuf bin Muhammad Al Juwaini (imam Haramain. W. 478 H), dari gurunya Abu Abdillah Muhammad Al Juwaini (w. 438 H), dari gurunya Imam Abu Bakar Qaffal, dari gurunya Imam Ibrahim Al Marwazi, dari gurunya Imam Ahmad ibn Umar bin Suraij Abu Al Abas Al Baghdadi, dari gurunya Imam Abu Al Qasim, dari gurunya Imam Abu Ibrahim Ismail bin Yahya Al Muzani, dari gurunya Al Imam Al A’zham Ibn Abdillah bin Idris Asy-Syafi’i (Imam Syafi’i pendiri madzhab Syafi'i. W. 204 H), dari gurunya Imam Malik bin Anas (w. 178 H), dari gurunya Sayiduna Nafi’ Maula Abdillah (w. 117 H), dari gurunya Sayiduna Abdullah bin Umar (w. 73 H), dari gurunya Rasulullah Shalla Allahu 'Alaihi Wasallama.

Struktur genealogi ini diambil dari kitab Kifayat al-Mustafid lima 'Ala min al-Asanid, karya al-Syaikh al-Muhaddits al-Musnid al-Faqih Muhammad Mahfuzh bin Abdullah al-Tarmasi, ditelaah oleh Syaikh Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani al-Makki, terbitan Dar al-Basyair al-Islamiyah, Beirut, hal. 32-33.

Sanad Tasawuf Aswaja an-Nahdliyyah

Dalam bidang Tasawuf, Nahdlatul Ulama mengikuti Imam al Junaid al Baghdadi  (w.297H.) dan Abu Hamid al Ghazali (450-505 H./1058-1111 M.).
KH Hasyim Asy’ari berguru kepada Syaikh Mahfudz al-Tarmasi, dari gurunya Syaikh Abu Bakar bin Muhammad Syatha, dari gurunya Syaikh Zaini Dahlan, dari gurunya Utsman bin Hasan al-Dimyathi, dari gurunya Muhammad bin Ali al-Syinwani, dari gurunya Abdullah bin Hijazi, (memiliki dua jalur, pertama) dari gurunya Mahmud bin Abu Abu Yazid al-Kurdi, dari gurunya Muhammad bin Salim al-Hifni, (kedua) dari al-Hifni, dari gurunya Mushtofa al-Bakri (wf. 1162 H), dari gurunya Abdullatif al-Halabi, dari gurunya Mustofa al-Afandi, dari gurunya Ali Qarrah Basya, dari gurunya Ismail al-Jurumi, dari gurunya Umar al-Fuadi, dari gurunya Muhyiddin al-Qasthamuni, dari gurunya Sya’ban al-Qasthamuni, dari gurunya Khairuddin al-Waqqadi, dari Sulthan Afandi (populer dengan Jamal al-Halwati), dari Muhammad bin Bahauddin al-Syairawani, dari gurunya Jalaluddin Yahya al-Bakuri, dari gurunya Shadruddin al-Jayani, dari gurunya Izzuddin al-Syarwani dari Muhammad Amiram al-Khalwati, dari gurunya Umar al-Khalwati, dari saudaranya Muhammad al-Khalwani al-Syarwani, dari gurunya Ibrahim al-Zahid al-Kailani, dari gurunya Jamaluddin al-Tibrizi (populer dengan Ibnu Shaidalani), dari gurunya Syihabuddin Muhammad bin Mahmud al-Atiqi al-Syairazi, dari gurunya Ruknuddin Abu Ghanaim Muhammad bin Fadl al-Najjasyi, dari gurunya Quthbuddin Muhammad bin Ahmad al-Abhari, dari gurunya Abu Najib al-Abhari (wf. 563 H), dari gurunya Umar al-Bakri, dari Wajihuddin al-Qadli, dari gurunya Muhammad al-Bakri, dari gurunya Ahmad al-Dainuri, dari gurunya Mamsyad al-Dainuri, dari gurunya Imam Abul Qasim al-Junaid al-Baghdadi (wf. 297 H) dari gurunya Sirri al-Saqathi (wf. 253 H), dari gurunya Abu Mahfudz Ma’ruf al-Karakhi (wf. 200 H), dari gurunya Dawud al-Thai (wf. 165 H), dari gurunya Habib al-Ajami, dari gurunya Hasan al-Bashri (wf. 110 H) dari Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib (wf. 40 H), dari Rasulullah ShallaLlahu 'Alayh Wasallam

*Diolah dari beberapa referensi disertai penyesuaian.




Ngaji Tasawuf



• BEBERAPA MAU'IDZOH SYAIKH Prof. Dr. IBRAHIM AL- HUD HUD •

    Dalam kunjungan beliau di PP Al-Anwar Sarang Rembang, pada hari rabu tgl 19 desember 2018 M yang bertepatan pada bulan Robiul Akhir tgl 11 tahun 1440 H, beliau menyempatkan memberikan pesan-pesan dan nasihat tentang tasawwuf yang dinyatakan bid'ah oleh kelompok ekstrim Wahabi dihadapan para santri, sehingga kita bisa selamat dari paham-paham mereka yang membahayakan. Adapun mawa'idz yang beliau sampaikan adalah sebagai berikut :

 1.) Apa itu tasawwuf...? Tasawwuf adalah tiga kalimat yaitu :

"الشريعة باب والطريقة آداب والحقيقة لباب"

"Syariat adalah pintu utamanya, dan toriqoh adalah adabnya, sedangkan haqiqat adalah inti sarinya"

2.)Tasawwuf merupakan sebuah pendidikan ruh dan jiwa bukan hanya pada aqal dan jasad saja, karna aqal bisa sesat dan jasad bisa mati.

3.) Muslim sejati ialah muslim yang mentarbiyah (mendidik) aqal, jasad, ruh, dan jiwanya dari kema'siyatan, hawa nafsu, dunia, dan keburukan-keburukan yang lain. Orang yang tidak beragama biasanya hanya mementingkan akal dan jasadnya, berbeda jauh dengan seorang mu'min sejati yang berusaha untuk menggodok empat hal tsb, seperti yang diisyaratkan oleh ayat "قد أفلح من زكاها"

4.)Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh RA bahwa suatu ketika Malaikat Jibril pernah menemui Nabi Muhammad SAW dengan bentuk seorang laki-laki yang sangat rapi dan putih, berambut hitam yang bersih dan tak tampak bekas-bekas safar pada dirinya. Lalu ia duduk dihadapan Nabi dengan sopan yakni duduk seperti orang tasyahud dengan meletakkan kedua telapak tanganya diatas pahanya sebagaimana yang semestinya dilakukan seorang murid dihadapan gurunya. Kemudian ia bertanya kepada Nabi SAW tentang islam, iman dan ihsan. Hadis ini merupakan bentuk global dari tiga Qoidah tsb yakni الشريعة باب والطريقة آداب والحقيقة لباب.

5.) Pertama orang yang hendak masuk kedalam tasawwuf maka ia harus mengatur syariatnya dengan mengerjakan sholat zakat puasa haji seperti yang disinggung diawal hadis, dimana malaikat jibril bertanya kepada Nabi SAW mengenai islam. Kedua yaitu thoriqoh yang dididik langsung oleh syaikh kalian yakni Syaikh Maemoen Zubair beliau mendidik, mengarahkan, membimbing kalian hingga bisa wushul kepada Alloh SWT, dengan mencintai Nabi Muhammad SAW melebihi cinta kalian kepada diri kalian sendiri, kepada orang tua kalian dan kepada seluruh manusia, seperti yang dijelaskan pada hadis :

"لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين"

"Tidaklah sempurna iman kalian sehingga aku lebih kalian cintai daripada orang tua kalian, anak kalian, dan semua manusia"

Sehingga ketika kalian telah mengumpulkan semua bentuk cinta kepada baginda Nabi SAW maka sempurnalah iman kalian dan kalian bisa mencapai maqom ihsan atau haqiqat.

6.)Jadi haqiqot bukan sebuah karomah-karomah besar namun ia adalah maqom ihsan. Sehingga ketika seseorang membaca ayat tentang Nabi Muhammad SAW maka seakan-akan ia melihat baginda Nabi Muhammad SAW, ketika ia membaca ayat-ayat tentang peperangan yang dilakukan oleh baginda Nabi seperti badar, uhud , ahzab dll maka seakan-akan ia melihat peperangan itu didepan matanya, dan ketika ia membaca ayat tentang surga dan neraka maka ia seakan- akan melihatnya langsung.

7.)Orang yang telah mencapai maqom ihsan tak akan tergoda dengan dunia dan kenikmatannya.

8.) Karomah hanya bagi Auliya' (wali-wali Alloh) agar para muridnya mempercayainya sehingga mereka bisa mengikuti jejak dan petuahnya.

9.) Disebutkan dalam Sohih Bukhori bahwa Rosululloh SAW pernah khutbah didepan para sahabat namun kemudian beliau berdiri mengulurkan tangannya seakan akan beliau hendak mengambil buah yang ada didepanyya. Lantas para sahabat bertanya perihal tsb. Lalu Rosululloh SAW menjawab ; aku ingin mengambil buah yang ada didepanku. Didalam hadis lain dterangkan Rosululloh SAW mendengar suara sandal Sahabat Bilal disurga lantas beliau bertanya kepada Bilal, apa amalanmu hingga suara sandalmu sampai terdengar disurga. Lalu Sahabat Bilal menjawab aku hanya melaksanakan sholat dua rakaat setelah wudlu wahai Rosululloh. Jawab bilal. Inilah yang dinamakan maqom ihsan yakni,

"أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم يكن تراه فإنه يراك"

10.) Inilah qoidah pokok tasawwuf yakni syariat adalah pintu, thoriqot adalah adab. Dan haqiqot adalah inti. Semoga Alloh SWT memberikan manfaat apa yang kalian dengar pada majlis ini dan semoga Alloh memberkahi majlis ini.

Wassalamualaikum wr wb.

📷 : kunjungan Syaikh Prof. Dr. Ibrohim al-Hud Hud bersama Masyayikh Al-Azhar lainnya.

Sarang 11 Robiul Akhir 1440 H

Follow juga ig @Serambi_Sarang

#Serambi_Sarang
#As_Saraniy
#Al_Azhariy

Mencari Guru




*Habib Cokelat* Bag 1

Habib cokelat atau mastur tidak terkenal didominasi Adzmatkhan dzuriat keturunan walisongo yg mayoritas Jadi Pembesar NU, sebagian al aydrus berganti albanjari banyak turunanya dibanjar kalimantan, alhasani sekitaran dataran sunda dan jawa dan pulau laen,basyaiban banyak dipulau jawa anggawi sekitaran jatim dll. Habib coklat umumnya gadiketahui kehabibannya kecuali oleh yg  kasyaf /waskito atau ahli makrifat, Allahu a'lam.

Menarik untuk disimak, beberapa waktu lalu Habib Luthfi dari Kota  Pekalongan pernah berpesan bahwa di tanah Jawa itu ada beberapa wali yang selalu berdoa kepada Gusti Allah untuk ketenteraman negara ni agar terhindar dari berbagai musibah dan bencana. Diantaranya yaitu sunan Gunung Jati sunan Bonang dan sunan Derajat serta sunan Ampel.
Jika kita amati, Mereka adalah para dzuriyah nabi - habaib yg telah melebur dengan penduduk lokal Jawa, sehingga mungkin tampilan fisiknya agak mirip dengan orang-orang pribumi. Tidak seperti tampilan fisik para habaib sekarang yang ada saat ini yang begitu mudah dikenali.

Seoarang kyai sepuh jaman penjajahan Belanda dahulu pernah berpesan kepada anaknya kemudian pesan itu diteruskan kepada anaknya lagi, yakni  carilah habib njowo atau habib cokelat kemudian  ngajilah sama beliau, mintalah diakui sebagai santrinya.

Sang anak sempat bertanya kepada bpak kyai sepuhnya itu kenapa harus dicari, bukankah jika guru yang hebat iku pasti terkenal seantero negeri.

Sang kyai sepuh yang belum sempat menikmati NKRI merdeka iku tersenyum dan kembali berpesan.
Habib cokelat ini, beliau tidak akan mudah dikenali karena sudah melewati satu ilmu tingkat tinggi dimana ilmu tersebut sudah pernah diimplementasikan dipraktekan oleh Njeng Nabi Muhammad kakek buyut mereka, jadi ilmu ini adalah ilmu yang bukan sekedar teori dari sumber tekstual semata.

Semakin bingung dan penasaran, si anak bertanya lagi, ilmu apakah itu bah....?

Sang kyai sepuh ini menjelaskan dengan serius.
Ilmu itu yakni ilmu legowo ati. Ilmu yang mudah diucapkan tapi susah untuk diamalkan. Sebagaimana kakek buyut mereka yakni Njeng Nabi Muhammad legowo dicaci maki,  dilempari batu maupun hendak dibunuh oleh kaum kafir quraisy yang kelak menjadi umatnya padahal beliau bermarga Bani Hasyim yakni keturunan yang disegani oleh kaum arab pada masa itu,
Para habaib cokelat ini pun mereka legowo menyembunyikan jati diri asli mereka, rela melepaskan marga mereka. Bahkan mereka juga tidak terdeteksi dari segi tampilan fisik bahwa  mereka asli orang dari suku-ras arab, karena bapak kakek buyut mereka telah menikah dengan penduduk pribumi.

Sang anak kemudian mulai sedikit paham, dan kembali bertanya. Bagaimana ciri khusus untuk mengenali habib cokelat ini ?

Sang kyai menjawab
Jangan cuma kau lihat dari pakaian jubahnya
Atau Dari jenggot dan jidah hitamnya atau dari sering tidaknya beliau  tampil di berbagai media maupun berita.

Namun.....

Jika kau mampu pelajari dan telusurilah sejarah asal-usul orangtuanya smpai sanad terakhir kepada kakek-buyutnya.

Tapi jika itu susah bagimu, cara termudah adalah
lihatlah akhlaknya
lihatlah perangainya
lihatlah budi pekerti si habib cokelat ini.
Namun bukan sekedar dilihat tetapi rasakanlah tautan hati nuranimu kepada beliau.
Sekalipun tampilannya adalah seorang gelandangan bisa saja beliau adalah habib cokelat yang identik disebut dengan wali. Maka lima panca indera saja tidak cukup untuk mendeteksinya. Gunakanlah hati nuranimu.

Karena akhlak itu adalah warisan yang sesungguhnya dari kakek buyut si Habib cokelat ini  yakni Njeng Nabi Muhammad - Nabi Rahmatan lil 'aalamin.

Ditulis oleh
Cucu ne Kyai Jadoel
Comal, akhir 2018
.

Belajar Mengenali Allah SWT.




RENUNGAN.

Alkisah suatu saat Seorang Kakek yang hadir dalam sebuah pengajian yang dipimpin oleh seorang Ustad muda, bertanya:

“Anakku, Tadi Anakku menyampaikan ceramah tentang Aqidah, tentang Allah, boleh kakek bertanya? Dimanakah Allah itu?”.
Sebuah pertanyaan yang membuat sang Ustad muda bingung.., sangat dalam sekali.
Saat itu pula ia teringat pesan Guru-nya, jika ada yang bertanya dimana pertanyaan itu bukan sifatnya ingin tahu atau ingin sekedar menguji dan kita tidak tahu jawabannya maka berikanlah jawaban seperti ini

 “Sesungguhnya orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya”.

Kakek itupun manggut-manggut, sambil tertunduk beliau bertanya lagi.

“Anakku, Coba Ambilkan Pelita itu (sebuah kaleng cat minyak yang berisi minyak tanah dan diberi api disumbunya), boleh kakek bertanya?

 Kapan Pelita ini disebut Pelita?

 “.Kembali sang Ustad memberikan jawaban “Kakek, Saya tidak bisa menjawabnya, Terangkanlah pada Saya”.

Sang Kakek bukan malah menjawabnya tetapi memberikan pertanyaan baru lagi.

 “Jika Kakek Tiup Api diatas Pelita ini, Kakek bertanya, Tahukan Engkau Anakku, Kemana Perginya Api Itu?”.

Allahu Akbar! Teriak bathin sang Ustad, selama ini ia tidak pernah berfikir tentang kemana perginya api ketika ditiup dari pelita yang hidup, oh iya ya, kemana perginya api itu, bahkan tidak berbekas sama sekali.

Kembali ia menjawab “Saya Tidak Tahu Kek, Berikan ilmu Pada Saya”.

Kembali Kakek itu tidak menjawab, Beliau justru menanyakan nama si Ustad.

 “Nak, Namamu siapa?”,
ia jawab “Abdullah...”,

beliau manggut-manggut lagi, ia bertambah heran saja dengan kakek ini yang entah dari mana datangnya.

“Boleh Kakek bertanya lagi, Dimana Abdullah Itu?”

Wah pertanyaan apa lagi ini pikirnya, untuk yang satu ini ia menjawab “Di Depan Kakek , Inilah Abdullah... ”.

Si Kakek Tua hanya geleng-geleng kepala dan merenung sejenak, si Ustad terbawa suasana merenung seperti kakek ini dan tiba-tiba beliau menepuk bahu sang Ustad dan memanggil nama nya “Abdullah…….!”.

Ia jawab dengan Spontan “Ya Kek!”.

Kakek itu tersenyum lebar dan kemudian mengatakan :

“Anakku, Barusan kakek merasakan adanya Abdullah, karena bagimu Abdullah itu tidak ada, jika Kau pegang tanganmu, itu Tangan Abdullah..!, jika kau pegang Keningmu, Itu Kening Andullah..!, jika kau pegang kepalamu, itu Kepala Abdullah..!, Jika kau pegang tangan dan kakimu, itu adalah tangan dan kaki Abdullah.!, lalu…..DIMANAKAH ABDULLAHITU?!

 Abdullah Itu ada saat begitu banyak orang merasakan banyaknya manfaat kehadiran dirimu, sehingga banyak orang menyebut namamu Anakku...”.

"Demikianlah perumpamaan Alloh Swt, Sesungguhnya Alloh itu sudah Ada sebelum apapun ada dimuka bumi ini, Alloh itu sudah ada bahkan jikapun Bumi tidak diciptakan olehnya, Tapi Alloh itu Tidak Ada Bagimu, Jika kamu tidak pernah mengerti tentang-NYA,
Kau sebut langit itu adalah langit ciptaan Alloh, kau sebut Api itu Api ciptaan Alloh, Kau Sebut Air, itu adalah Air Ciptaan ALLOH, lalu dimanakah Alloh?
Dimanakah Alloh? Alloh itu ada bagimu,

Bila kau selalu menyebut nama-NYA, kau zikirkan setiap hembusan nafasmu, Maka Dia slallu ada bersamamu, Maka Alloh itu Ada Bagimu, karena ada dan tidak adanya dirimu, Alloh Itu Tetap Ada..!!", demikian si Kakek menjawab panjang.

Subhanallah, pagi yang indah bagi si Ustad muda, sebuah ilmu yang tidak mungkin ia dapatkan di bangku kuliah...Allahu Akbar! Allahu Akbar! Walillahilhhamdu..

Sebelum perpisahan dengan kakek itu , ia masih penasaran dengan Perumpamaan Pelita yang ditanyakan tadi, sang Kakek lanjut menjelaskan :

“Pelita itu tidak bisa kamu sebut Pelita tanpa ada Apinya... ketika Pelita itu tidak ada Apinya dia hanya bisa disebut Kaleng Cat Minyak yang berisi minyak tanah dan bersumbu, itu saja.....Baru Bisa Kau sebut Pelita apabila kau berikan Api disumbunya....,ini bermakna demikianlah manusia, ketika ruhnya tidak ada, itu hanya bangkai yang berjalan, yang perlu kau hidupkan setiap hari adalah ruhnya, sehingga dia bisa menerangi dan memberikan manfaat bagi sekitarnya...”.

Allohu Akbar! Teriak bathin si Ustad muda.

Kembali sebuah nasehat yang luar biasa di pagi ini bagi nya, dan ketika sebelum ia cium tangannya, Sang Kakek ini membisikan ke telinga,

 “Anakku, Ingat saat Api diatas pelita itu ditiup, Api menghilang, tak berbekas dan kau tidak bisa melihatnya lagi, bahkan bentuk , rasa sudah tidak bisa kau lihat, bahkan kau tanyakan seribu kali kemana perginya Api kau tidak akan bisa menjawabnya...,Demikianlah dengan RUH anakku, saat dia pergi dari jasadmu dia tidak akan membentuk apapun , dia raib sebagaimana Zat yang menciptakannya,DIA-lah ALLOH Swt....

 Maka rawat dengan benar ruh yang ada dalam jasadmu.....

Assalamualaikum”.
“Wa’alaikumsalam” jawab si Ustad sembari menitikaan Air Mata, “Ya Alloh, Pagi kali ini terasa indah bagiku, Aku ingin bertemu lagi dengan pagi-pagi berikutnya Ya ALLOH dalam limpahan ilmu” ia berdoa dalam hati..Hingga hari ini, ia tidak menemukan bahkan tidak pernah mengenal nama kakek itu & tidak pernah ia lihat lagi seumur hidupnya....

Semoga manfaat..
صباح الخير فى عون الله


Ziarah Makam Para Wali Daerah Tegal Jawa Tengah




NAMA-NAMA MAKAM AULIYA, ULAMA DAN LELUHUR DI KABUPATEN TEGAL YANG PERLU DI ZIARAHI :

1. Al-Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad (Kraton, Kota Tegal)

2. Al Habib Husen bin Muhammad Al-Haddad (Kraton, Kota Tegal)

3. Al-Habib Abdullah bin Ahmad Al-Kaff (Kraton, Kota Tegal)

4. Al-Habib Tholib bin Muhsin Al-Atthos (Bumijawa)

5. Ki Gede Sebayu (Danawarih, Balapulang)

6. Ki Ageng Anggawana (Kalisoka, Dukuhwaru)

7. Pangeran Purbaya/Sayyid Abdul Ghofar (Kalisoka, Dukuhwaru)

8. Mbah Panggung/Sayyid Syarif Abdurrohman (Panggung, Tegal)

9. Mbah Semedo/Syekh Abdurohman (Semedo, Kedungbanteng)

10. Syeh Abdul Fatah/Raden Fatah (Mokaha, Jatinegara)

11. Syekh Armia bin Kyai Kurdi (Cikura, Bojong)

12. Sa’id bin Syekh Armia (Giren, Talang)

13. Sunan Amangkurat I/Raden Mas Sayidin (Pekuncen, Tegal Arum)

14. Mbah Suroponolawen/Sayid Sarif Abdurrohman (Pagiyanten)

15. Syekh Atas Angin/Syekh Muhammad (Pedagangan, Dukuhwaru)

16. Ki Pranantaka/Gendowor (Adiwerna)

17. Isa Mufti, KH. Baidlowi Mufti, Muassis Ponpes Babakan (Makam Komplek Ma’hadutholabah, Babakan)

18. KH. Abdul Jalil (Muasis Ponpes Kalikangkung Pangkah)

19. Mbah Dipoyudo (Mbah Jeneng-Lembasari)

20. Sayid Abdul Halim ( Pangeran Banathawa/ Mbah Banthiu ) kompleks PP. Miftahul Jannah Grobog Kulon Pangkah

21. Al Habib Muksin bin Ahmad Al-Attos Jrumat timur Cerih.

22. Ahmad Jrumat-Cerih

23. Jamil Kranggan Cerih.

24. KH. Abdullah Jamil (Komplek Ponpes Hasyim Asy’ri Karangjati Tarub Kabupaten Tegal)

25. Muhamad bin Mufti Gunung Clirit kali Bakung (Korban penganiayaan Belanda)

26. Al Habib Muhdor Cerih Jrumat timur.

27. Mbah Tarhadi Blanten-Cikura,

28. KH. Imron Ahmadi Pesayangan Talang (Mualif Metode Tilawati)

29. Akhmad Nadhori Ponpes Darul Istiqomah ( Lengkong Bojong )

30. Kyai Abdul Halim Sumbarang

31. Mbah Adipati Bojong

32. Habib Salim bin Muhamad bin Syeh Abu Bakar Sumbarang

33. Abu Ubaidah Giren Talang

34. Ki Ageng Suroprono Cikura

35. Mbah Kendil Wesi Cikura

36. Kurdi Cikura

37. Mbah Ky. Tarmiyah/ Ky. Sepi Angin Padasari

38. Kyai Asmu’i Dukuh Salam Slawi

39. Kyai Imam Dukuh Salam Slawi

40. Makam KH. Toyyib Al-Abror bin KH. Ihsan bin KH. Tsabit bin KH. Abdulloh bin Kyai Lanang bin Syekh Abdurrahman Semedo makam di kedungkelor Warureja

41. Mbah Kramat Bayanulloh (Komplek TPI : Tempat Pelelangan Ikan) Suradadi

42. Mbah Kerti Suradadi

43. KH. Zaenal Arifin (Muasis Khaul Masyayikh Tradisi Desa Suradadi)

44. KH. Abdul Lathif bin H. Mansur Suradadi

45. Mbah Bojolaksana Bojongsana Suradadi

46. KH. Aminudin bin H. Ibrohim Suradadi

47. Mbah faqih pesayangan talang

48. Pangeran asmoro suryo hadiningrat (mbah kramat) bedug pangkah

49. Mbah dagan tembok luwung

50. Mbah/nyai jinten sumingkir

51. Mbah terwidi tonggara

52. Mbah santri kubang berkat tarub.
53. KH. Ma'arif Arrosyid & K.Khozin Bin Rosyidah (Muasis PP.NURUL HUDA Grobogwetan Pangkah)

NB :
Barangkali ada masukan makam Auliya/Ulama/Leluhur khususnya di daerah Kabupaten Tegal yang belum tercatat, sebagai catatan kami. 😊😊☺️

#WA repost

Kisah Teladan : Birrul Walidain / Berbhakti Kepada Kedua Orang Tua




_*Pentingnya Berbakti Kepada Orang Tua*_

Kebaikan dan ajaran untuk berbakti kepada orang tua telah disebutkan dalam al Qur’an dan hadits, sebagaimana tercantum dalam hadits yang berikut ini:

“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika ingin, engkau bisa menyia – nyiakannya atau jagalah ia” begitulah sabda yang diucapkan Rasulullah SAW mengenai keutamaan berbakti kepada orang tua.

Pentingnya berbakti kepada orang tua juga tercantum dalam ayat berikut :

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan apapun. Dan berbuat baiklah kepada ibu dan bapakmu” (An-Nisa 4:36)

Kisah – Kisah Teladan Berbakti Kepada Orang Tua
Telah banyak kisah – kisah teladan yang menceritakan bagaimana mulianya jika kita menunjukkan bakti yang sangat besar kepada orang tua. Berikut ini ada beberapa kisah yang bisa kita simak, yaitu:

1. Kisah Pertama

Dalam ajaran Islam, peran ibu dalam keluarga lebih dimuliakan daripada peran ayah dalam keluarga tanpa mengecilkan peran ayah tentunya. Simaklah salah satu kisah ini:

Ibnu Umar suatu hari melihat seseorang sedang melaksanakan tawaf sambil menggendong ibunya. Orang itu kemudian bertanya kepada Ibnu Umar, apakah dengan begitu dia sudah membalas budi kepada ibunya. Ibnu Umar menjawab, bahwa belum setitikpun kasih ibunya terbalas walaupun sebanyak satu erangan saja ketika melahirkannya. Akan tetapi karena dia sudah melakukan perbuatan baik, maka Allah akan memberi balasan padanya terhadap sedikit amal baik yang dia lakukan. (Kitab Al Kabair, karya Adz Dzahabi)

2. Kisah Kedua

Pendidikan agama dalam keluarga akan membantu pribadi anak agar terbentuk menjadi orang yang soleh dan taat kepada agama serta menghormati orang tua.

Kisah ini tentang Ali bin abi Thalib yang sangat menghormati ibunya. Orang lainpun tahu akan hal tersebut. Suatu ketika, ada orang yang bertanya mengapa ia tidak pernah terlihat makan bersama ibunya. Ali menjawab bahwa ia takut mendurhakai ibunya kalau sampai mengambil makanan yang telah dilirik oleh sang ibu. (Kitab Uyunul Akhyar, Ibnu Qutaibah)

3. Kisah Ketiga

Adab terhadap orang tua yang benar ditunjukkan dalam kisah berikut ini:

Abu Hurairah yang tinggal berbeda rumah dengan ibunya, selalu menyempatkan diri untuk berdiri di depan pintu sang ibu dan mengucapkan “Keselamatan  dan rahmat Allah serta barokahnya untukmu wahai ibuku”. Kemudian dijawab oleh sang ibu “Dan keselamatan serta rahmat Allah serta barokahnya untukmu wahai anakku”. Lalu setelah itu Abu Hurairah berkata, “Semoga Allah menyayangimu karena telah mendidikku sejak kecil.” Lanjut ibunya membalas “Dan semoga Allah memberi rahmat kepadamu karena telah berbakti kepadaku saat aku berusia lanjut.” Hal yang sama juga dilakukan oleh Abu Hurairah saat dirinya akan memasuki rumah. (Kitab Adab Al – Mufrad, Imam Bukhari).

4. Kisah Keempat

Jika kita belajar memberi penghormatan yang sepantasnya kepada orang tua, maka kita juga akan mengetahui bagaimana cara menghargai orang lain dengan benar.

Cerita berikut dari Ibnu Mas’ud, sahabat Nabi. Suatu malam ibunya meminta air minum kepada Ibnu Mas’ud. Ketika dibawakan, ternyata ibunya sudah tertidur. Ibnu Mas’ud lalu memegang gelas berisi air itu sampai pagi, menunggu ibunya terbangun. (Kitab Birrul Walidain, Ibnu Jauzi).

5. Kisah Kelima

Kisah ini tentang seseorang yang tahu cara menghormati orang tua dengan baik:

Kisah ini diceritakan oleh Sufyan bin Uyainah. Ada seorang yang ketika pulang ke rumah dari bepergian, dia melihat ibunya sedang shalat. Karena segan duduk sementara ibunya mengerjakan shalat, maka ia berdiri menunggu sampai ibunya selesai. Ketika ibunya tahu kalau ia menunggu, maka dipanjangkan shalatnya oleh sang ibu agar sang anak mendapat pahala yang semakin besar. (Kitab Birrul Walidain, Ibnu Jauzi)

Kitab Gratis / Waqaf Kitab

Waqaf Kitab / Gratis



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام علی سيدنا رسول الله محمد بن عبدالله وعلی واله واصحابه ومن تبع هداه

BAGI YANG BERMINAT KITAB GRATIS, SILAHkAN.......JANGAN LUPA HADIAH FATEHAH-NYA UNTUK MU'ALIF

Bagi yang ingin menambah koleksi kitab, buku dan referensi Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama mempersembahkan *KMNU E-Library* yang bebas diakses oleh siapapun:

Aswaja
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCNmZ4d08ybHgyd1U

E-Book NU
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCR08tNHNzZlA5Y0k

Kitab-Kitab Nusantara
https://drive.google.com/open?id=0B49krkb9SjaCeUVvYV9IX1RiOG8

Kitab-Kitab Fikih
https://drive.google.com/drive/folders/0B49krkb9SjaCUWhvQnByMVRPSzA

Kitab-Kitab Tafsir
https://drive.google.com/drive/folders/0B49krkb9SjaCUUM1RjhwdXl3MXM

Kitab-Kitab Hadits
https://drive.google.com/drive/folders/0B49krkb9SjaCOS1tRmNmclR5bE0

Kitab-Kitab Nahwu Shorof
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCZlRBN3VpeFg2YWc

Kitab-Kitab Tarikh
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCcjJ6ejdsQ3pYRXM

Kitab-Kitab Maulid ar-Rasul
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCTmpjZEpFYUxmWFE

Kitab-Kitab Tashowwuf
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCdzQyMm5iVWNRdVk

Kitab-Kitab Tauhid
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCdERKYW9nUk9HWlE

Nadzoman
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCSllfY1NNeGtfWlE

Kitab-Kitab Karya Imam Ghozali
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCQURIUzY3WDdlcEE

Kitab-Kitab Karya Abuya Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCbUNqd3hJdHNRUjQ

*Mohon bantuannya membagikan pesan ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi diri kita dan orang-orang yang membutuhkan nya  selamat mutalaah / membaca semoga jadi pahala ..

والسلام عليكم و رحمة الله وبركاته



Abdurrohman:
*DOWNLOAD KITAB-KITAB KARANGAN ABUYA ASSAYYID MUHAMMAD BIN ALAWY ALMALIKY ALHASANY*


مؤلفات فضيلة العلامة المحدث السيد/ محمد بن علوي المالكي الحسنى رحمه الله


مفاهيم يجب أن تصحح طبعة دار جوامع الكلم
http://archive.org/download/tasawufwrdoud/mafahim.pdf


مفاهيم يجب أن تصحح طبعة دار الكتب العلمية
https://archive.org/details/naser_1_20150220


الذخائر المحمدية
https://archive.org/download/dhakhaer-arabic/dhakhaer-arabic.pdf


الغلو وأثره فى الإرهاب وإفساد المجتمع
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/324/al-gulu.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/7cn7911scb6u0e8


تحقيق الآمال فيما ينفع الميت من الاعمال
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/322/tahkik-amal.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/3124cl6oobsic7p


المنهل اللطيف فى أصول الحديث الشريف
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/301/minhal-latyjf.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/ff2bid9txyl2deu


منظومة عقيدة العوام
تأليف العلامة السيد أحمد المرزوقي المالكي
ومعها جلاء الأفهام شرح عقيدة العوام
دروس مستفادة من شرح السيد محمد بن علوي المالكي الحسنى
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/325/akyjda-avvam.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/9pfbw5l1bb96d1b


شريعة الله الخالدة
دراسة فى تاريخ تشريع الأحكام ومذاهب الفقهاء الأعلام
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/294/sariat-allahi-halida.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/l4auqig0if95iq3


ماذا فى شعبان ؟
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/305/maza-fi-saban.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/xbun2md0qa890j9


منهج السلف في فهم النصوص بين النظرية والتطبيق
http://www.archive.org/download/24332980832/mnhaj-alsalaf.pdf


محمد ﷺ الإنسان الكامل طبعة المكتبة العصرية
http://www.mediafire.com/?frzlawac9xb22ef


محمد ﷺ الإنسان الكامل
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/293/muhammad.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/7jbj453zb738j4f


شرف الأمة المحمدية طبعة دار جوامع الكلم
http://archive.org/download/tasawufwrdoud/sharafoma.pdf


خصائص الأمة المحمدية
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/299/hasais-umma-muhammadiya.pdf
وهذا رابط آخرعلى موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/3d32g03s1v7bo7n


شفاء الفؤاد بزيارة خير العباد الناشر: المكتبة العالمية
http://www.archive.org/download/shifah544/12984493391.pdf


الزيارة النبوية في ضوء الكتاب والسنة
http://www.archive.org/download/alziarah-alnbwia/alziarah-alnbwia.pdf


فى رحاب البيت الحرام
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/300/fi-rihab-bajt-haram.pdf
وهذا رابط آخرعلى موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/nbnys1ya7hebgle


الاعلام بفتاوي ائمة الاسلام حول مولده عليه الصلاة والسلام
http://www.archive.org/download/348789384/alialam-ftawi-aimah.pdf


حول الاحتفال بذكرى المولد النبوي الشريف
http://www.archive.org/download/7898765465/hawl-ihtfal.pdf


جالية الكدر بذكر أسماء أهل بدر وشهداء أحد
المؤلف: جعفر بن حسن بن عبد الكريم البرزنجى
http://www.archive.org/download/waq18963/18963.pdf


أدب الإسلام فى نظام الإسرة
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/296/adab-islam-fi-usra.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/ea0u0yiv0ac0jp6


الحج فضائل وأحكام
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/289/hadz.pdf
وهذا رابط آخرعلى موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/84vi81c572s4nk1


صلة الرياضة بالدين ودورها فى تنشئة الشباب المسلم
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/291/sylla-riada.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/84b9dtbr61rn1p6


الأنوار البهية من إسراء ومعراج خير البرية
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/290/anvar-bahia.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/oj4u8y49vydhdne


تاريخ الحوادث والأحوال النبوية
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/302/tarih-havadis.pdf
وهذا رابط آخر على موقع ميديا فاير
http://www.mediafire.com/download/kd0w4iwkytncn8r


القواعد الأساسية فى علوم القرآن
http://darul-kutub.com/files/books/part_0/298/kavaid-asasia-fi-g







Manusia Makhluq Kulli dan Juz'i



Kulli dan juz'i

Tubuh manusia itu bersifat "juz'i", partikular. Sebagai tubuh, manusia hanya bisa berada di sebuah tempat yang terbatas, misalnya, di sini, di Bekasi. Sebagai tubuh, manusia tidak bisa berada di beberapa tempat secara bersamaan. Itulah makna bahwa manusia adalah makhluk "juz'i" dari segi tubuh dan jasadnya.

Tetapi sebagai roh dan spirit, manusia adalah makhluk "kulli", universal. Melalui pikirannya, manusia bisa menjangkau hal-hal yang paling jauh, bahkan bisa membayangkan hal-hal yang "ma'dum", hal-hal yang tak atau belum ada. Bayangan ini punya akibat yang ajaib. Melalui bayangan dan fantasinya, manusia bisa mengubah hal-hal yang "ma'dum", tak ada, menjadi "maujud", ada. Inovasi-inovasi besar dalam sejarah manusia berlangsung melalui mekanisme ini.

Dengan kata lain, manusia adalah makhluk juz'i dan kulli sekaligus, makhluk yang terbatas, tetapi juga sekaligus tidak terbatas. Kebahagiaan manusia akan terbit jika ia menyadari natur atau wataknya yang ganda seperti itu.

Saya ingin terapkan wawasan ini dalam contoh yang kongkrit. Kemusliman kita (ini bisa berlaku untuk agama-agama lain juga!) akan membawa rahmat jika kita bisa menjadi Muslim yang juz'i dan kulli sekaligus.

Apa maknanya ini? Menjadi Muslim yang "kulli" artinya adalah mengikuti ajaran-ajaran Islam yang berlaku universal, yang dipraktekkan di mana-mana secara seragam: dari yang sifatnya ubudiyyah, ritual, seperti salat, hingga yang doktrinal seperti ajaran tauhid, atau yang bersifat normatif, seperti nilai-nilai keadilan, kedamaian, persaudaraan, kesetaraan, dll.

Tetapi menjadi Muslim yang kulli tok tidak cukup. Kita juga harus menjadi Muslim yang juz'i, yakni menjadi Muslim yang kongkrit dan riil, berjejak di bumi atau tempat yang juz'i, di ruang yang jelas.

Menjadi Muslim yang juz'i maknanya ialah melaksanakan Islam dalam konteks kebudayaan lokal yang menghidupi kita. Islam yang kulli harus diberikan tubuh dan jasad yang jelas, yaitu kebudayaan dan adat-istiadat setempat.

Islam yang dilaksanakan dengan wasasan seperti ini, insyaallah, akan membawa rahmat. Yaitu Islam yang kulli dan juz'i sekaligus. Jika seorang Muslim hanya menekankan aspek-aspek kulli saja, mengabaikan yang juz'i, maka akan timbul masalah besar. Sebab, akhirnya Islam dibenturkan dengan kebudayaan-kebudayaan lokal.

Tetapi menjadi Muslim yang juz'i tok juga tidak memadai. Sebab, jika kita hanya menekankan aspek-apsek keislaman yang juz'i saja, kita akan kehilangan perspektif tentang universalitas Islam.

Karena manusia adalah makhluk juz'i dan kulli sekaligus, maka cara menerjemahkan Islam (atau agama apapun) juga tak bisa mengabaikan aspek kegandaan dalam diri manusia ini.

Sorga itu tidaklah gratis





Renungkanlah sebuah nasehat indah dari Imam Ibn Katsir Ra, :

فكل من قام بحق أو أمر بمعروف أو نهي عن منكر فلا بد يؤذي فماله من دواء الإ الصبر فالله والاستعانة بالله والرجوع إلي الله عز وجل.

Setiap orang yg menegakkan kebenaran, atau memerintahkan yg ma'ruf dan melarang yg mungkar pasti mendapatkan gangguan yg menusuk hati, sementara tidak ada obat (manjur) kecuali bersabar karena Allah, minta bantuan kepada Allah dan kembali kepada Allah
Ingatlah selalu pesan Allah:

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُوْرِ

Jika kalian bersabar dan bertakwa maka demikian itu urusan yang paling patut diutamakan. (Ali-Imran: 186)
Tetap semangat & sabar...jangan pedulikan lelah menghantui jiwamu, teruslah melangkah menggapai ridho Allah sampai kedua kakimu sampai di gerbang jannah...

Sembilan Prinsip Dakwah Wali Songo


*SEMBILAN PRINSIP DAKWAH WALI SONGO*

1.  Kalimasada senjatane (senjatanya adalah iman, islam, dan ihsan yang terkandung dalam Syahadat). Artinya : selalu mendakwahkan iman, islam, ihsan. Mengajak umat untuk kembali kepada Allah dan setia pada Rasulullah.

2.  Becik ketitik, olo ketoro (kebenaran akan selalu menang dan kemungkaran akan lenyap binasa). Artinya : Dakwah Wali Songo adalah dakwah dalam kebenaran dengan cara damai. Dan Allah pasti akan menolongnya.

3.  Sugih tanpa banda (kaya tanpa modal harta). Artinya : jangan rakus pada harta. Kebahagiaan adalah ketika kita mampu mendakwahkan agama, dakwah jangan bergantung pada harta.

4.  Nglurug tanpa bala (menyerbu tanpa banyak orang/tentara). Artinya : jangan terhijab atau terpesona dengan banyaknya jumlah kita, karena kemenangan berasal dari pertolongan Allah. Bukan karena banyaknya pengikut.

5.  Menang tanpa ngasorake (menang/unggul tanpa merendahkan orang). Artinya : berdakwah harus dengan cinta, damai, dan lemah lembut, jangan menganggap hina musuh-musuh kita. Kita pasti unggul dengan sikap tawadhu', jangan merendahkan orang lain (jangan sombong).

6.  Mulya tanpa punggawa (Mulya tanpa anak buah). Artinya : kemuliaan hanya dalam iman, taqwa, akhlak dan pengamalan islam secara kaaffah, bukan karena banyaknya pengikut.

7.  Mletik tanpa chutang (melompat jauh tanpa galah/tongkat panjang). Artinya : niat untuk berdakwah ke seluruh penjuru alam adalah berkat pertolongan Allah, bukan karena sebab-sebab yang lain.

8.  Mabur tanpa lar (terbang tanpa sayap. Artinya : kita betgerak untuk betdakwah menjumpai umat dimanapun berada.

9.  Menang tanpa tanding (menang tanpa berperang). Artinya : berdakwah adalah dengan hikmah, cinta kaaih, damai, kata-kata yang sopan, akhlaq yang mulia, dan doa-doa yang selalu dipanjatkan kepada Allah agar umat seluruh alam mendapatkan hidayah dari Allah. Bukan dakwah dengan kekerasan atau anarkis.

Semoga bermanfaat, Aamiin..💘💘💘🙏🙏🙏