rizkikusrana's
d i g i t a l d i a r y
Iklan
Bahasa Indonesia : Kerangka Karangan (OUTLINE)
KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)
- Pengertian
Outline adalah kerangka, regangan atau garis besar. Jadi outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis. Karangan adalah karya tulis dari kegiatan seseorang mengungkap kan gagasan melalui bahasa tulisan. Jadi, kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis besar dari suatu karangan atau tulisan secara sistematis dari pikiran –pikiran utama dan penjelas yang menjadi pokok bahasan.
2. Manfaat outline (kerangka karangan)
a) Untuk menjamin tulisan terarah dan konseptual
b) Untuk menyusun kerangka karangan secara teratur
c) Membantu penulis melihat gagasan dala
m kilas pandang sehingga tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan baik.
d) Memudahkan penulis menciptakan klimak yang berbeda-beda.
e) Menghindari penggarapan topik lebih daru dua kali atau lebih
f) Memudahkan penulis mencari materi pembantu.
- Pola susunan outline
Secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu :
a) Pola alamiah merupakan suatu urutan unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata. Pola alamiah memakai pendekatan beradasrkan faktor alamiah yang esensial dan mengikutin keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Pola alamiah terbagai menjadi 3 yaitu:
1) Kronologis (waktu) merupakan urutan yang didasarkan runtutan peristiwa. Contoh yaitu riwayat hidup seseorang.
2) Spasial (ruang) merupakan ladasan yang paling penting bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat denga ruang atau tempat. Urutan ini biasa digunaka dalam tulisan yang bersifat deskriptif. Contoh yaitu dalam topik hutan yang sering mengalami kebakaran.
3) Topik yang ada merupakan suatu peralihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan beradasarkan topik yang ada. Suatu peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarlan hal tersebut, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berurut dalam karanga tanpa mempersoalkan bagian mana yang lebih penting.
b) Pola logis merupakan tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menetukaan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan yang logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya tetapi erat denga tanggapan penulis. Pola logis menggunakan pendekatan jalan pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dibagi menjadi 6 yaitu:
1) Klimaks dan antiklimaks. Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Contoh nya dalam topik turunnya Suharto seperti keresahan masyarakat, praktek KKN dan kerusahan sosial
2) Kausal. Mencakup dua pola yaitu urutan sebgai sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah dianggak sebagai sebab yang kemudian di lanjutkan dengan perincian yang menelusuri akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau persoalan yang umumnya dihadapi manusia. Contohnya dalam topik krisis moneter melanda tanah air seperti tingginya harga bahan pangan, penyebab krisis moneter dan dampaknya.
3) Pemecahan masalah. Dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atas permasalahan tersebut. Uraian yang mempergunakan landasan ini teridiri dari tiga bagain utama yaitu deskripsi mengenai peristiwa, dan akhirnya alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Contohnya dalam topik virus flu babi seperti apa itu viru h5n1, bahaya virus tersebut dan cara menganggulanginya.
4) Umum khusus. Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh lalu diikuti dengan pembahasan secara terperinci. Contohnya dalam topik pengaruh internet seperti pengguna internet yaitu anak, remaja, dan dewasa, manfaat interner yaitu media informasi,bisnis dan jaringan sosial, dan lain-lain.
5) Familiaritas. Dimulai dengan mengemukankan sesuatun yang sudah dikenal kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal yang kurang dikenal atau belum dikenal. Dalam keadaaan tertentu cara ini diterapkan dengan menggunakan analogi.
6) Akseptabilitas. Urutan ini mirip dengan familiaritas dimana akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh pembaca.
4. Macam-macam outline
a) Berdasarkan sifat rinciannya
1) Kerangka karanga sementara / non formal terdiri dari 2 tingkat yaitu topiknya tidak komplek dan akan segera digarap.
2) Kerangka karangan formal terdiri dari 3 tinggak yaitu topiknya sangat komplek, topiknya sederhana tetapi tidak segera digarap. Cara kerjanya yaitu rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah menjadi sub yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama.
b) Berdasarkan perumusan teksnya
1) Kerangka kalimat
2) Kerangka topik
3) Gabungan antara keduanya
5. Syarat outline yang baik
a) pengungkapkan maksud harus jelas. Pililah topik yang merupakan hal yang khas kemudian tentukan tujuan yang jelas.
b) Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c) Pokok-pokok dalam kerangka harus disusun secara logis, sehingga rangkaian gagasan tergambar jelas.
d) Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk menyususn karangan dibutuhkan langkah awal untuk membentuj kebiasan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
6. Langkah-langkah menyusun karangan
a) menentukan tema dan judul. Tema adalah pokok persoalan yang mendasari karangan. Judul adalah kepala karangan.
b) mengumpulkan bahan. Bahan dapat dikumpulkan dengan banyak cara sesuai dengan cara dari masing-masing penulis.
c) menyeleksi bahan. Agar tidak terlalu bias dan abstrak perlu memilih bahan yang sesuai dengan tema pembahasan melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut ini petunjuknya:
a) Catat hal penting
b) Jadikan membaca sebagai kebutuhan
c) Banyak diskusi dan mengikuti kegiatan ilmiah
d) Membuat kerangka yang berfungsi sebagai berikut:
1) Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
2) Memudahkan penulis dalam menguraikan permasalahan.
3) Membantu menyeleksi materi yang penting atau yang tidak.
7. Tahapan dalam menyusun Outline
a) Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelakan gagasan yang timbul)
b) Mengatur urutan gagasan
c) Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan sub bab.
d) Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap. Kerangka yang baik adalah yang urut dan logis karena bila ada gagasan yang bersilang akan mempersulit proses pengembangan .
e) Mengembangkan kerangkan karangan. Proses ini bergantung pada penguasaan terhadap materi yang ditulis.
DAFTAR PUSTAKA
- http://jawerez.wordpress.com/2010/01/13/outline-kerangka-karangan/
- http://nina-gusnedy.blogspot.com/2010/05/outline-kerangka-karangan.html
- http://gladysdizz.blogspot.com/2010/06/outlinekerangka-karangan.html
- http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://nopanuryanto.blogspot.com/2010/11/kerangka-karangan-outline.html
- http://yuniartiutaminingrum.blogspot.com/2013/11/kerangka-karangan-outline.html
Iklan
Iklan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari Kita Ajak Masyarakat Untuk Menuju Ridlo Allah Subhaanahu Wata'aalaa
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.