Jumat, 24 Agustus 2018

Al-Zastrouw : Kesabaran dan Doa



Muhasabah Kebangsaan:
KESABARAN DAN DO'A
Al-Zastrouw

Akhir-akhir ini makin marak tudingan kafir, musyrik, munafiq, dan berbagai caci maki keji lainnya ditujukan kepada sesama muslim, hanya karena beda pilihan politik dalam pilkada.

Anehnya tudingan tsb dilakukan oleh orang2 yg selalu menaggembar gemborkan ukhuwah Islamiyah, persatuan sesama muslim dan mengaku pembela agama.

Tapi anehnya, org2 yg menerima tuduhan keji dan caci maki itu tetap diam dan tidak membalas dengan caci maki atau menggalang massa padahal sebenarnya mereka bisa melakukan itu dan menggunakan ayat2 suci untuk membuat counter gerakan.

Paling-paling mereka hanya membalas dengan menunjuk bbrp ayat dan tafsir serta pemikiran ulama yg menjadi dasar mereka bersikap beda dengan org2 yg menuduh kafir dan munafiq itu.

Meski sudah dijelaskan ayat dan tafsirnya namun kelompok caci maki itu belum puas. Mereka tetap merasa bahwa pikiran dan tafsir agamanya yg paling benar.

Jangankan menerima perbedaan tafsir, mrk justru membuat serangan yg lebih gencar dan dahsyat lagi.  Bahkan kaum benar sendiri ini tidak segan2 menghujat dan menista ulama2 yg menjadi panutan  org2 yg mereka dituduh kafir dan munafiq itu.

Para ulama ini di tuduh sebagai ulama bayaran, ulama suu', ulama bodoh, tdk panya kapasitas. Seolah2 ulama2 ini lebih bodoh dari penceramah di TV yg hanya pandai merangkai kata dan mengutip terjemahan ayat yg kemudian mereka anggap sbg ulama.

Akibatnya mereka semakin dahsyat mengeksplotir ayat, bahkan tega melakukan intimidasi pd sesama dengan menggunakan simbol agama.

Diam2 aku merasa  kagum dan semakin hormat pada mereka2 yg menerima tuduhan keji tersebut.

Biar dituduh kafir, munafiq dan penjual iman tapi saya belum pernah melihat mereka membalas dengan tuduhan yg sama  kepeda org2 yg telah menistanya.

Kalau demikian sy jd berpikir siapa yg sebenarnya tdk menjaga ukhuwah Islamiyah, siapa yg memecah belah ummat?

Mereka yg menuding sesama muslim dg tuduhan kafir itu, atau mereka yg tetap sabar menerima hujatan dan tuduhan nista demi keutuhan ummat?

Memang tidak mudah menjaga keberagaman dan persaudaraan di tengah tarikan kepentingan politik.

Memang tidak mudah bersikap sabar menghadapi berbagai tudingan kafir dan penistaan serta fitnah keji yg dilakukan oleh saudara sendiri.

Tapi itu harus dilakukan demi menjaga keutuhan ummat dan negeri ini. Dan saya yakin keihlasan saudara2ku ini akan menjadi benteng yg kokoh unt menghadapi fitnah dan tuduhan keji ini sehingga mereka tdk mudah hanyut dan larut dalam  susana yg penuh ketegangan ini.

Saya berharap saudara2ku yg menerima tuduhan keji ini tetep bersikap baik dan  mendoakan mereka dengan doa yg baik.

Jangan doakan org yg telah menudingmu kafir dan munafik itu menjadi org yg celaka, susah rejekinya, masuk ke neraka, dicoba dg berbagai kesulitan, diazab Allah di dunia dan akherat dan berbagai doa buruk lainnya.

Doakanlah mereka agar terbuka pikirannya sehingga bisa menerima perbedaan dg lapang dada agar tidak mudah mengkafirkan sesama.

Doakanlah mereka agar tdk terjebak dalam kesombongan iman yg membuat  mereka lupa diri,  riya' dan sombong

Saya yakin jika saudara2ku yg dinista dengan tuduhan kafir, munafiq dan berbagai caci maki yg keji ini bisa tetap sabar dan ikhlas, maka keutuhan bangsa ini akan tetap terjaga,. Keberagaman akan terlindungi, bangsa dan negara NKRI akan lestari dan Islam rahmah yg penuh dg akhlakul karimah akan terujud di sini.

Akhirnya saya hanya mampu berdoa semoga ketabahan dan keikhlasan saudaraku2 dalam menghadapi caci maki dan tuduhan keji ini bisa menjadi amal shaleh yg akan membawa ke surga

Kesejukan dan Kedamaian selalu kurindu


🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Kita Ajak Masyarakat Untuk Menuju Ridlo Allah Subhaanahu Wata'aalaa

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.